Wejangan Syekh Abdul Qodir Jaelani tentang Syukur
1. Barangsiapa yang tidak bersyukur dengan segala nikmat Allah, maka hal tersebut
menunjukkan telah hilang nya nikmat-nikmat itu. Dan barangsiapa yang bersyukur dengan
nikmat itu, maka ia telah mengikatnya dengan tali nikmat tersebut.
2. Dengarlah wejangan ulama : ³Jad ilah kamu didunia ini seperti orang yang membalut
lukanya, yaitu sabar atas pahitnya obat, dan penuh harap atas lenyapnya cobaan ´. Setiap
cobaan dan sakit pasti berhubungan dengan mahluk. Juga penglihatan mereka pada sengsara,
manfaat, pemberian, dan penolakan. Oleh karena itu, obat dan lenyapnya cobaan itu terletak
pada ketidak adaan mahluk dari hatimu dan tanggapanmu tatkala ketentuan Allah datang
padamu.
3. Allah Azza wa Jalla telah memberikan berbagai macam nikmat kepada umat manusia berupa
hidayah dan berupa rezeki. Nikmat Allah yang paling besar adalah nikmat berupa hidayah,
petunjuk kepada kebenaran, nikmat iman dan islam. Dengan hidayah ini manusia akan dapat
mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan kepadanya sehingga adanya nikmat yang
berupa rezeki akan selalu disyukuri, dipergunakan untuk menolong orang-orang fakir, untuk
ber juang dijalan Allah. Sebaliknya jika manusia menelantarkan nik mat hidayah yang telah
diberikan kepadanya, maka nikmat rezeki yang diberikan kepadanya itu bagaikan siksa bagi
dirinya dikarenakan dengan adanya rezeki itu bukan menambah taatnya kepada Allah, justru
menambah jau h dari Allah
4.“Iman itu ada dua bagian, sebagian berisi sabar dan sebagian berisi syukur.”
(Alhadits)
Apabila kamu tidak sabar tatkala tertimpa suatu penyakit dan musibah, dan juga tidak
bersyukur tatkala memperoleh kenikmatan, berarti kamu bukan seorang mukmin sejati.
Diantara kebenaran islam seseorang adalah terletak dalam kepasrahan jiwanya.
Rabu, 08 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar