Sabtu, 17 Desember 2011
Kitab Maulid Barzanji ( wabadu... )
Diposting oleh Unknown di 15.38 Sabtu, 17 Desember 2011Artinya :
Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdil
Muththalib. Namanya (nama Abdul Muthalib) adalah Syaibatul Hamdi, dan perilaku-perilakunya yang
luhur itu terpuji. Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenarnya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepadanya karena kemuliaan nasabnya. Ia putra Qushay,
yang nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy karena jauhnya (ia pergi) ke negeri Qudha‘ah yang
jauh. Sampai Allah Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat, lalu Dia memeliharanya dengan suatu pemeliharaan yang sesung-guhnya.
Ia putra Kilab, nama sebenarnya Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra Luayy, putra Fihr, yang
nama sebenarnya Quraisy. Dan kepadanya dinasabkan semua suku Quraisy. Orang yang di atasnya
adalah dari Kabilah Kinanah, sebagaimana pendapat banyak orang. Ia (Fihr) adalah putra Malik, putra
Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzaimah, putra Mudri-kah, putra Ilyas. Dan Ilyas ini adalah orang pertama
yang mengorbankan unta ke tanah haram (Baitul Haram). Dan di tulang punggungnya, terdengar Nabi
SAW menyebut dan memenuhi panggilan Allah Ta‘ala. Ia (Ilyas) adalah putra Mudhar bin Nizar bin
Ma‘ad bin Adnan.
Inilah kalung yang butiran-butiran mutiaranya terangkai oleh sunnah yang tinggi. Untuk menye-butkan orang-orang di atasnya (di atas Adnan) sam-pai kepada Al-Khalil, Nabi Ibrahim, Syari‘ (yakni Nabi) menahan dan enggan menyebutnya. Dan tidak diragukan lagi, menurut orang-orang yang memiliki
ilmu nasab, nasab Adnan sampai kepada Dzabih (orang yang akan disembelih), yakni Ismail.
Alangkah agungnya nasab itu dari untaian permata yang bintangnya gemerlapan. Bagaimana tidak, sedangkan tuan yang paling mulia (Nabi Muhammad SAW) adalah pusatnya yang terpilih. Itulah nasab yang
diyakini ketinggiannya karena kebersihannya. Bintang Jauza‘ (Aries) telah merangkai bintang-bintangnya.
Alangkah indahnya untaian kesempurnaan dan kemegahan, sedangkan engkau padanya merupakan
permata tunggal yang terpelihara.
Alangkah mulianya keturunan yang disucikan oleh Allah Ta‘ala dari perzinaan Jahiliyyah. Zain Al-Iraqi menuturkan dan meriwayatkannya di dalam karangannya yang bagus. Tuhan memelihara nenek
moyangnya yang mulia (dari perbuatan nista) karena memuliakan Muhammad, yaitu untuk menjaga
namanya. Mereka meninggalkan perzinaan, maka cacat perzinaan itu tidak menimpa mereka, dari
Adam sampai ayah-ibu beliau. Mereka adalah para pemimpin yang cahaya kenabian berjalan di garis-garis dahi mereka yang cemerlang. Dan jelaslah cahayanya (Nabi Muhammad) di dahi datuknya,
Abdul Muththalib, dan anaknya, Abdullah.
Sebelumnya
Barzanji , barjanzi, barjanji, kitab barjanji , kitab maulid barzanji , barzanzi, kitab tentang kelahiran nabi, Maulidan barjanzi, barjanji, kitab barzanji
Barjanji, kitab tentang kelahiran nabi Muhammad Saw ,Adalah kitab Maulid barzanji.
Baca Kitab Maulid . Barjanzi yang Indah
Label: Barzanji 0 komentar
Kamis, 15 Desember 2011
Kitab Maulid Barzanji ( Abtadiul )
Diposting oleh Unknown di 03.02 Kamis, 15 Desember 2011
Inilah rangkaian kisah Maulid Nabi SAW yang terkandung dalam Maulid Al-Barzanji. Maulid ini
dimuat keseluruhannya. Anda yang terbiasa mem-bacanya mungkin akan menemukan ada sedikit
perbedaan dalam beberapa kata di bagian-bagian tertentu dalam naskah ini dibandingkan yang di-temui pada naskah-naskah lainnya. Perbedaan itu adalah hal yang biasa, yang juga terdapat pada Maulid-maulid yang lain, bahkan pada berbagai doa dan dzikir, termasuk ratib, hizib, dan sebagainya. Teks yang termuat dalam bonus ini disusun berdasarkan kitab Majmu‘ al-Mawalid al-Mubarakah, yang dikumpulkan oleh Dr. Isa bin Abdullah bin Mani‘ Al-Humairi, diterbitkan oleh Dar Al-Faqih, Dubai, Emirat Arab. Dalam kitab tersebut, selain Maulid Al-Barzanji juga terdapat Maulid Simthud Durar, Maulid Ad-Diba‘iy, dan Maulid An-Nabhani
Bismillâhir-rahmânir-rahîm.
Abtadi-ul imlâ-a bismidz-dzâtil ‘aliyyah, mus-tadirran faydhal-barakâti ‘alâ mâ anâlahu wa awlâh.
Wa utsannî bihamdin mawâriduhu sâighatun haniy-yah, mumtathiyan minasy-syukril- jamîli mathâyâh.
Wa ushallî wa usallimu ‘alan-nûril mawshûfi bit-ta-qaddumi wal-awwaliyyah. Al-mutanaqqili fil-ghuraril
karîmati wal-jibâh. Wa astamnihullâha ta‘âlâ ridh-wânan yakhushshul-‘itratath-thâhiratan-nabawiy-yah. Wa ya‘ummush-shahâbata wal atbâ‘a wa man wâlâh. Wa astajdîhi hidâyatan lisulûkis-subulil-wâdhihatil jaliyyah. Wa hifzhan minal ghawâyati fîkhithathil khatha-i wa khuthâh. Wa ansyuru min
qishshatil-mawlidin-nabawiyyi burûdan hisânan‘abqariyyah. Nâzhiman minan-nasabisy-syarîfi‘iqdan tuhallal masâmi‘u bihulâh. Wa asta‘înu bihawlillâhi ta‘âlâ wa quwwatihil-qawiyyah. Fainnahu lâ hawla walâ quwwata illâ billâh
Artinya :
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang
Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkah-an atas apa yang Allah berikan dan karuniakan ke-padanya (Nabi Muhammad SAW). Aku memuji de-ngan pujian yang sumbernya selalu membuatku me-nikmati. Dengan mengendarai rasa syukur yang
dan kesejahteraan) atas cahaya yang disifati dengan
kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas
seluruh makhluk). Yang berpindah-pindah pada
orang-orang yang mulia.
Aku memohon kepada Allah karunia keridhaan
yang khusus bagi keluarga beliau yang suci. Dan
umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan
orang yang dicintainya. Dan aku meminta tolong
kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menem-puh jalan yang jelas dan terang. Dan terpelihara
dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan
Aku sebar luaskan kain yang baik lagi indah
tentang kisah kelahiran Nabi SAW. Dengan merang-kai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai
Dan aku minta tolong dengan daya Allah Ta‘ala dan
dimuat keseluruhannya. Anda yang terbiasa mem-bacanya mungkin akan menemukan ada sedikit
perbedaan dalam beberapa kata di bagian-bagian tertentu dalam naskah ini dibandingkan yang di-temui pada naskah-naskah lainnya. Perbedaan itu adalah hal yang biasa, yang juga terdapat pada Maulid-maulid yang lain, bahkan pada berbagai doa dan dzikir, termasuk ratib, hizib, dan sebagainya. Teks yang termuat dalam bonus ini disusun berdasarkan kitab Majmu‘ al-Mawalid al-Mubarakah, yang dikumpulkan oleh Dr. Isa bin Abdullah bin Mani‘ Al-Humairi, diterbitkan oleh Dar Al-Faqih, Dubai, Emirat Arab. Dalam kitab tersebut, selain Maulid Al-Barzanji juga terdapat Maulid Simthud Durar, Maulid Ad-Diba‘iy, dan Maulid An-Nabhani
Bismillâhir-rahmânir-rahîm.
Abtadi-ul imlâ-a bismidz-dzâtil ‘aliyyah, mus-tadirran faydhal-barakâti ‘alâ mâ anâlahu wa awlâh.
Wa utsannî bihamdin mawâriduhu sâighatun haniy-yah, mumtathiyan minasy-syukril- jamîli mathâyâh.
Wa ushallî wa usallimu ‘alan-nûril mawshûfi bit-ta-qaddumi wal-awwaliyyah. Al-mutanaqqili fil-ghuraril
karîmati wal-jibâh. Wa astamnihullâha ta‘âlâ ridh-wânan yakhushshul-‘itratath-thâhiratan-nabawiy-yah. Wa ya‘ummush-shahâbata wal atbâ‘a wa man wâlâh. Wa astajdîhi hidâyatan lisulûkis-subulil-wâdhihatil jaliyyah. Wa hifzhan minal ghawâyati fîkhithathil khatha-i wa khuthâh. Wa ansyuru min
qishshatil-mawlidin-nabawiyyi burûdan hisânan‘abqariyyah. Nâzhiman minan-nasabisy-syarîfi‘iqdan tuhallal masâmi‘u bihulâh. Wa asta‘înu bihawlillâhi ta‘âlâ wa quwwatihil-qawiyyah. Fainnahu lâ hawla walâ quwwata illâ billâh
Artinya :
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang
Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkah-an atas apa yang Allah berikan dan karuniakan ke-padanya (Nabi Muhammad SAW). Aku memuji de-ngan pujian yang sumbernya selalu membuatku me-nikmati. Dengan mengendarai rasa syukur yang
indah. Aku pohonkan shalawat dan salam (rahmat
dan kesejahteraan) atas cahaya yang disifati dengan
kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas
seluruh makhluk). Yang berpindah-pindah pada
orang-orang yang mulia.
Aku memohon kepada Allah karunia keridhaan
yang khusus bagi keluarga beliau yang suci. Dan
umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan
orang yang dicintainya. Dan aku meminta tolong
kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menem-puh jalan yang jelas dan terang. Dan terpelihara
dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan
kesalahan.
Aku sebar luaskan kain yang baik lagi indah
tentang kisah kelahiran Nabi SAW. Dengan merang-kai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai
kalung yang membuat telinga terhias dengannya.
Dan aku minta tolong dengan daya Allah Ta‘ala dan
Label: Barzanji 12 komentar
Senin, 12 Desember 2011
Mengenal Kitab Maulid Barzanji YUUK !
Diposting oleh Unknown di 03.10 Senin, 12 Desember 2011
Pengantar
Siapa tak kenal Maulid Barzanji ? Inilah
salah satu kitab Maulid yang popularitasnya dapat dikatakan merata di berbagai
belahan dunia Islam. Ia dibaca orang di
mana-mana. Wajar jika, hingga ke pelosok-pelosok, orang tahu Maulid ini. Meskipun Maulidmaulid lain juga banyak dibaca di mana-mana,
baik yang sebelumnya atau sesudahnya, tetap saja
kemasyhuran Maulid ini selalu terjaga.
Salah satu kelebihan Maulid Barzanji adalah
kandungannya mengisahkan secara mendetail
perjalanan hidup Rasulullah SAW sejak sebelum
lahir hingga wafatnya. Bahasanya pun sangat
indah, tetapi tidak sulit untuk menghafalkannya.
Di beberapa daerah, orang membacanya tanpa
melihat naskahnya, karena banyak yang hafal. Itu
menunjukkan perhatian orang yang besar terhadap
Maulid Barzanji.
Ka r e n a p e n t i n g n y a k i t a b Ma u l i d i n i d a n
banyaknya permintaan pembaca, bonus alKisah
kali ini mempersembahkannya kepada Anda, para
pembaca setia, sebagai persembahan istimewa,
karena Anda juga mendapatkan bonus VCD-nya.
Yang membacakan Maulid ini adalah pembaca
Maulid yang telah sangat dikenal dan tak diragukan lagi kualitasnya, Habib Ali bin Sholeh Alatas,
bersama putranya Sayyid Abdullah Alatas.
Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji
Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin
Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang
Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dar i keluarga Sadah Al -Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj
di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah
pada tahun 1126 H (1714 M). Datuk-datuk Sayyid
Ja‘far semuanya ulama terkemuka yang terkenal
dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin
‘Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra
al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99
menulis sebagai berikut:
“Al -Al lamah Al -Muhaddi t s Al -Musnid As -
Sayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim AlBarzanji adalah mufti Syafi`iyyah di Madinah AlMunawwarah. Terdapat perselisihan tentang
tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau
meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam
Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis,
beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam AzZubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri
majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang
mulia.
Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang
termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid alBarzanji. Sebagian ulama menyatakan nama
karangannya tersebut sebagai ‘Iqd al-Jawhar fi
Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan
beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang
paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok
negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun
Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan nonArab yang menghafalnya dan mereka membacanya
dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan
khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang
meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya
sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga
wafatnya.”
Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan
oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asy‘ari AsySyadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan
Ba‘ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus,
dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji
‘ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali
dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar
keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki,
mengikuti paham Asy‘ari, dan menganut Thariqah
Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802
M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M).
Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga
terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh
Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun
menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush
Shu‘ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Ja‘far
bin Isma‘il bin Zainal ‘Abidin bin Muhammad AlHadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid
Ja‘far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab
Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya
al-Kawkabul-Anwar ‘ala ‘Iqd al-Jawhar fi MawlidinNabiyyil-Azhar.
Sebagaimana mertuanya, Sayyid Ja‘far ini juga
seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif
dan juga seorang mufti Syafi‘iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid
al-Ghufran ‘ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan,
Mashabihul Ghurar ‘ala Jaliyyil Qadr, dan Taj alIbtihaj ‘ala Dhau’ al-Wahhaj fi al-Isra’ wa al-Mi‘raj.
Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan
perjalanan hidup Sayyid Ja‘far Al-Barzanji dalam
kitabnya ar-Raudh al-‘Athar fi Manaqib as-Sayyid
Ja‘far.
Kembali kepada Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji. Selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam
masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan
saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi
juga karena karamah dan kemakbulan doanya.
Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa
untuk mendatangkan hujan pada musim-musim
kemarau.
Diceritakan, suatu ketika di musim kemarau,
s a a t b e l i a u s e d a n g me n y amp a i k a n k h u t b a h
Juma’tnya, seseorang meminta beliau beristisqa’
memohon hujan. Maka dalam khutbahnya itu
beliau pun berdoa memohon hujan. Doanya terkabul dan hujan terus turun dengan lebatnya
hingga seminggu, persis sebagaimana yang pernah
terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu.
Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji wafat di Madinah
dan dimakamkan di Jannatul Baqi‘. Sungguh besar
jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat
kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Setiap kali
karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Ja‘far,
yang telah ber jasa menyebarkan keharuman
pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di
alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.
Siapa tak kenal Maulid Barzanji ? Inilah
salah satu kitab Maulid yang popularitasnya dapat dikatakan merata di berbagai
belahan dunia Islam. Ia dibaca orang di
mana-mana. Wajar jika, hingga ke pelosok-pelosok, orang tahu Maulid ini. Meskipun Maulidmaulid lain juga banyak dibaca di mana-mana,
baik yang sebelumnya atau sesudahnya, tetap saja
kemasyhuran Maulid ini selalu terjaga.
Salah satu kelebihan Maulid Barzanji adalah
kandungannya mengisahkan secara mendetail
perjalanan hidup Rasulullah SAW sejak sebelum
lahir hingga wafatnya. Bahasanya pun sangat
indah, tetapi tidak sulit untuk menghafalkannya.
Di beberapa daerah, orang membacanya tanpa
melihat naskahnya, karena banyak yang hafal. Itu
menunjukkan perhatian orang yang besar terhadap
Maulid Barzanji.
Ka r e n a p e n t i n g n y a k i t a b Ma u l i d i n i d a n
banyaknya permintaan pembaca, bonus alKisah
kali ini mempersembahkannya kepada Anda, para
pembaca setia, sebagai persembahan istimewa,
karena Anda juga mendapatkan bonus VCD-nya.
Yang membacakan Maulid ini adalah pembaca
Maulid yang telah sangat dikenal dan tak diragukan lagi kualitasnya, Habib Ali bin Sholeh Alatas,
bersama putranya Sayyid Abdullah Alatas.
Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji
Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin
Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang
Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dar i keluarga Sadah Al -Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj
di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah
pada tahun 1126 H (1714 M). Datuk-datuk Sayyid
Ja‘far semuanya ulama terkemuka yang terkenal
dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin
‘Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra
al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99
menulis sebagai berikut:
“Al -Al lamah Al -Muhaddi t s Al -Musnid As -
Sayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim AlBarzanji adalah mufti Syafi`iyyah di Madinah AlMunawwarah. Terdapat perselisihan tentang
tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau
meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam
Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis,
beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam AzZubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri
majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang
mulia.
Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang
termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid alBarzanji. Sebagian ulama menyatakan nama
karangannya tersebut sebagai ‘Iqd al-Jawhar fi
Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan
beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang
paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok
negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun
Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan nonArab yang menghafalnya dan mereka membacanya
dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan
khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang
meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya
sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga
wafatnya.”
Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan
oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asy‘ari AsySyadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan
Ba‘ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus,
dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji
‘ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali
dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar
keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki,
mengikuti paham Asy‘ari, dan menganut Thariqah
Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802
M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M).
Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga
terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh
Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun
menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush
Shu‘ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Ja‘far
bin Isma‘il bin Zainal ‘Abidin bin Muhammad AlHadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid
Ja‘far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab
Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya
al-Kawkabul-Anwar ‘ala ‘Iqd al-Jawhar fi MawlidinNabiyyil-Azhar.
Sebagaimana mertuanya, Sayyid Ja‘far ini juga
seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif
dan juga seorang mufti Syafi‘iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid
al-Ghufran ‘ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan,
Mashabihul Ghurar ‘ala Jaliyyil Qadr, dan Taj alIbtihaj ‘ala Dhau’ al-Wahhaj fi al-Isra’ wa al-Mi‘raj.
Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan
perjalanan hidup Sayyid Ja‘far Al-Barzanji dalam
kitabnya ar-Raudh al-‘Athar fi Manaqib as-Sayyid
Ja‘far.
Kembali kepada Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji. Selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam
masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan
saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi
juga karena karamah dan kemakbulan doanya.
Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa
untuk mendatangkan hujan pada musim-musim
kemarau.
Diceritakan, suatu ketika di musim kemarau,
s a a t b e l i a u s e d a n g me n y amp a i k a n k h u t b a h
Juma’tnya, seseorang meminta beliau beristisqa’
memohon hujan. Maka dalam khutbahnya itu
beliau pun berdoa memohon hujan. Doanya terkabul dan hujan terus turun dengan lebatnya
hingga seminggu, persis sebagaimana yang pernah
terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu.
Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji wafat di Madinah
dan dimakamkan di Jannatul Baqi‘. Sungguh besar
jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat
kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Setiap kali
karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Ja‘far,
yang telah ber jasa menyebarkan keharuman
pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di
alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.
Label: Barzanji 4 komentar
Selasa, 01 November 2011
Keutamaan dan hikmah qurban
Diposting oleh Unknown di 17.46 Selasa, 01 November 2011
*Keutamaan Dan Hikmah Qurban*
Di dalam syariat yang dibawa oleh Rasulullah Saw, perintah dan larangan selalu ada
dan terus berjalan kepada setiap hamba selama ruh masih bersama jasadnya. Dan selama itu pula
manusia dapat menambah kedekatannya kepada Allah swt dengan melakukan perintah-perintah
syariat yang mulia. Baik yang berupa kewajiban maupun yang sunnah.
Dan kesunnahan yang dilakukan si hamba inilah yang menjadi bukti keberhasilannya dan
keuntungannya dalam kehidupan dunia. Sebab ibadah wajib ibarat modal seseorang, mau
tidak mau, suka tidak suka dia harus menjalankannya, sedang amal sunnah itulah
keuntungannya. Alangkah ruginya manusia jika di dunia hanya beribadah yang wajib saja atau dengan kata lain setelah bermuamalah dia kembali modal, tidak mendapat
keuntungan sedikitpun. Maka ibadah sunnah ini hendaknya kita kejar, kita amalkan,
sebab itulah bukti kesetiaan kita dalam mengikuti dan mencintai Rasulullah Saw, beliau
saw bersabda (yang artinya):
*“ Barang siapa menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaiku,
dan siapa yang* *mencintaiku, maka kelak akan
berkumpul bersamaku di surga “. (HR.As Sijizi dari**Anas bin Malik, lihat Al Jami’ush Shoghir)*
Bahkan dalam hadits qudsi Allah menyatakan bahwa Dia sangat cinta kepada
hamba yang suka menjalankan amal-amal sunnah, sehingga manakala Dia telah mencintai hamba
tersebut, Dia akan menjaga matanya, pendengarannya, tangan dan kakinya.
Semua anggota tubuhnya akan terjaga dari maksiat dan pelanggaran. Sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dari Abu Hurairah RA.
Dari sekian banyak sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah melakukan qurban, yaitu menyembelih binatang ternak, berupa onta, atau sapi(lembu) atau kambing dengan syarat dan waktu yang
tertentu. Bahkan kesunnahan berqurban ini
adalah sunnah muakkadah, artinya kesunnahan yang sangat ditekankan dan dianjurkan.
*Sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shohihnya dari Anas bin*Malik, beliau berkata :
*“ Rasulullah saw berudhiyah (berkurban) dengan dua kambing putih dan
bertanduk,*
*beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri yang mulia, beliau mengawali(penyembelihan itu) denganbasmalah*
*kemudian bertakbir …”*
*Tapi hendaknya kita mengetahuibahwa kesunnahan kurban adalah untuk umat Nabi* Muhammad saw, sedang bagi beliau justru adalah sebagai kewajiban, ini termasuk* *sekian banyak kekhususan yang
diberikan oleh Allah kepada Rasulullah saw.*
*Pengertian qurban secara terminologi syara’ tidak ada perbedaan, yaitu
hewan*
*yang khusus disembelih pada saat Hari Raya Qurban (’Idul Al-Adha 10 Dzul*Hijjah) dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 Dzul Hijjah) sebagai upaya untuk* *mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.*
Dalam Islam qurban disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Saat itu Rasulullah keluar menuju masjid
untuk melaksanakan shalat ‘Idul Adha dan membaca khutbah `Id.
Setelah itu beliau berqurban dua ekor kambing yang bertanduk dan berbulu putih. Tradisi qurban sebetulnya telah menjadi kebiasaan umat-umat terdahulu, hanya saja prosesi dan ketentuannya tidak sama persis dengan yang ada dalam syariat Rasulullah.
*Allah SWT befirman, “Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang*
*mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu
(Muhammad)*
*dalam urusan syariat ini. Dan serulah kepada agama Tuhanmu, sesungguhnya kamu*
*benar- benar berada pada jalan yang
lurus” (QS AI-Haj : 67).*
Bahkan qurban telah menjadi salah satu ritus dalam sejarah pertama manusia. Seperti
dikisahkan dengan jelas dalam AI- Quran surah Al-Maidah ayat 27 mengenai prosesi qurban yang dilakukan oleh kedua putra Nabi Adam AS, qurban
diselenggarakan tiada lain sebagai refleksi syukur hamba atas
segala nikmat yang dianugerahkan Tuhannya, di
samping sebagai upaya taqarrub ke hadirat-Nya.
*Dalil Qurban dan Keutamaan berkurban*
*Allah SWT berfirman, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah”*(QS Al-Kautsar: 1-2). Mayoritas ulama*
*berpendapat bahwa yang dimaksud dengan*
*shalat di sini adalah shalat hari `Idul Adha,*
*sedangkan yang dimaksud dengan*
*menyembelih adalah menyembelih hewan*
*qurban. *
*Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi,
Ibnu Majah dan al Hakim dari Zaid bin Arqam,*
*bahwsanya Rasulullah saw bersabda
(yang artinya):*
*“ Al Udhiyah (binatang kurban), bagi
pemiliknya (yang berkurban) akan
diberi pahala*
*setiap satu rambut binatang itu satu
kebaikan “.*
*Diriwayatkan oleh imam Abul Qasim
Al Ashbahani, dari Sayyidina Ali bin
Abi
*
*Thalib, bahwa Rasulullah saw
bersabda (yang artinya):*
*“ Wahai Fathimah, bangkitlah dan
saksikan penyembelihan binatang
kurbanmu,*
*sungguh bagimu pada awal tetesan
darah binatang itu sebagai
pengampunan
untuk*
*setiap dosa, ketahuilah kelak dia akan
didatangkan (di hari akhirat)
dengan daging*
*dan darahnya dan diletakkan diatas
timbangan kebaikanmu 70 kali lipat “.*
-- --- --- --- --- --- --- --- --- --- -
*Page 4*
*Rasulullah saw bersabda (yang
artinya): *
*“ Barang siapa berkurban dengan
lapang dada (senang hati) dan ikhlas
hanya*
*mengharap pahala dari Allah, maka
dia akan dihijab dari neraka (berkat*
*udhiyahnya) “. (HR. Ath Thabarani
dari Al Husein bin Ali)*
*Dalil dari hadits, dari Siti Aisyah RA,
Rasulullah SAW bersabda (yang
artinya), ‘Tiada*
*amal anak-cucu Adam pada waktu
Hari Raya Qurban yang lebih disukai
Allah*
*daripada mengalirkan darah
(berqurban). Dan bahwasanya darah
qurban itu
sudah*
*mendapat tempat yang mulia di sisi
Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka
laksanakan*
*qurban itu dengan penuh ketulusan
hati.” (HR. At Tirmidzi)*
*Dari Anas RA, ia berkata, “Nabi SAW
mengurbankan dua ekor kambing yang
putih-*
*putih dan bertanduk. Keduanya
disembelih dengan kedua tangan
beliau yang
mulia*
*setelah dibacakan bismillah dan
takbir, dan beliau meletakkan kakinya
yang*
*berbarakah di atas kedua kambing
tersebut:’ (HR Muslim).*
Rasulullah SAW bersabda tentang
keutamaan qurban bahwasanya
qurban itu akan
menyelamatkan pemiliknya dari
kejelekan dunia dan akhirat. Beliau juga
bersabda (yang
artinya),
“Barang siapa telah melaksanakan
qurban, setelah orang itu keluar dari
kubur nanti, ia
akan menemukan qurbannya berdiri di
atas kuburannya, rambut qurban itu
terdiri dari
belahan emas, matanya dari yaqut,
kedua tanduknya dari emas pula. Lalu
ia
terheran-
heran dan bertanya, ‘Siapa kamu ini?
Aku belum pernah melihat sesuatu
seindah kamu.’
Hewan itu menjawab, “Aku adalah
qurbanmu yang engkau persembahkan
di dunia
sekarang. Naiklah ke alas
punggungku”. Kemudian ia naik dan
berangkatlah
mereka
sampai naungan Arasy, di langit yang
ketujuh”
*Rasulullah SAW bersabda (yang
artinya), “Perbesarlah qurban-qurban
kalian,
*
*sebab qurban itu akan menjadi
kendaraan-kendaraan dalam melewati
jembatan*
*AshShirat menuju surga” (HR Ibnu
Rif’ah). *
*Dalam satu riwayat disebutkan, Nabi
Dawud AS pernah bertanya kepada
Allah*
*SWT tentang pahala qurban yang
diperoleh umat Nabi Muhammad
SAW.*
-- --- --- --- --- --- --- --- --- --- -
*Page 5*
*Allah SWT menjawab, “Pahalanya
adalah, Aku akan memberikan
sepuluh*
*kebajikan dari setiap satu helai
rambut qurban itu, akan melebur
sepuluh*
*kejelekan, dan akan mengangkat
derajat mereka sebanyak sepuluh
derajat.*
*Tahukah engkau, wahai Daud, bahwa
qurban-qurban itu adalah*
*kendaraankendaraan bagi mereka di*
*hari kiamat nanti, dan qurban-
qurban*
*itu pula yang menjadi penebus*
*kesalahan- kesalahan mereka.”*
*Sayyidina Ali RA berkata, “Apabila*
*seorang hamba telah berqurban,
setiap*
*tetesan darah qurban itu akan
menjadi*
*penebus dosanya di dunia dan
setiap*
*rambut dari qurban itu tercatat
sebagai satu kebajikan baginya”.*
*Hikmah yang bisa kita ambil dari
qurban adalah:*
Pertama, untuk mengenang nikmat-
nikmat yang diberikan Allah kepada
Nabi
Ibrahim
dengan digagalkannya penyembelihan
putranya, Ismail AS, yang ditebus
dengan
seekor
kambing dari surga.
Kedua, untuk membagi-bagikan rizqi
yang diberikan oleh Allah SWT kepada
umat
manusia saat Hari Raya ‘Idul Adha,
yang memang menjadi hari
membahagiakan
bagi
umat Islam, agar yang miskin juga
merasakan kegembiraan seperti yang
lainnya.
Sebagaimana telah disabdakan oleh
Nabi Muhammad Saw (artinya): “Hari
Raya
Qurban
adalah hari untuk makan, minum dan
dzikir kepada Allah” (HR. Muslim)
Ketiga, untuk memperbanyak rizqi bagi
orang yang berqurban, karena setiap
hamba yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah
akan mendapatkan balasan berlipat
ganda.
*Kisah Sayyiduna Abdullah bin Abdul
Mutthalib*
Dalam Islam, qurban tidak sekadar
memiliki dimensi religius, yang
menghu
bungkan
makhluk dengan Allah, Pencipta alam
semesta. Qurban bukan sekadar ritus
-- --- --- --- --- --- --- --- --- --- -
*Page 6*
penyembelihan binatang dan aktivitas
membagikan daging hewan kepada
mereka
yang
tidak mampu. la pun memiliki dimensi
sosial. Qurban juga memiliki akar
sejarah yang
demikian kuat dan memiliki posisi vital
di tengah-tengah masyarakat.
Berhubungan dengan sejarah qurban
seperti yang umum diketahui oleh
umat
Islam
tentang awalnya syariat qurban
diturunkan, ada satu kisah yang
menarik dari
Rasulullah
sehingga beliau menyatakan dirinya
sebagai anak dua sembelihan.
*Kisahnya ketika Abdullah bin Abdul
Muthalib belum dilahirkan. Ayahnya,
Abdul*
*Muthalib, pernah bernazar bahwa,
jika anaknya laki-laki sudah berjumlah
sepuluh*
*orang, salah seorang di antara mereka
akan dijadikan qurban.*
*Setelah istri Abdul Muthalib
melahirkan lagi anak laki-laki, genaplah
anak
laki-*
*lakinya sepuluh orang. Anak laki-laki
yang kesepuluh itu tidaklah diberi
nama*
*dengan nama-nama yang biasa, tapi
diberi nama dengan nama yang arti
dan*
*maksudnya berlainan sekali, yaitu
dengan nama “Abdullah”, yang artinya
“hamba*
*Allah” .*
Selanjutnya setelah Abdullah berumur
beberapa tahun, ayahnya, Abdul
Muthalib, belum
juga menyempurnakan nazarnya. Pada
suatu hari dia mendapat tanda-tanda
yang
tidak
tersangkasangka datangnya yang
menyuruhnya supaya
menyempurnakan nazarnya.
Oleh
sebab itu bulatlah keinginannya agar
salah seorang di antara anak laki-lakinya dijadikan qurban dengan cara disembelih.
Sebelum pengurbanan itu dilaksanakan, dia lebih dulu mengumpulkan semua anak laki-lakinya dan mengadakan undian. Pada saat itu undian jatuh pada diri Abdullah, padahal Abdullah adalah anak yang paling muda, yang paling bagus wajahnya dan yang paling disayangi dan dicintai. Tetapi apa boleh buat, kenyataannya undian jatuh padanya, dan itu harus dilaksanakan. Seketika tersiar kabar di seluruh kota Makkah bahwa Abdul Mutthalib hendak mengurbankan anaknya yang paling muda. Maka datanglah seorang kepala agama, penjaga Ka’bah , menemui Abdul Mutthalib, untuk menghalang-halangi apa yang akan diperbuat Abdul Mutthalib.
-- --- --- --- --- --- --- --- --- - -
Kepala agama itu memperingatkan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut. Jika hal itu sampai dilaksanakan, sudah tentu kelak akan dicontoh oleh orang banyak, karena Abdul Muthalib adalah seorang wali negeri pada masa itu dan dia mempunyai pengaruh yang sangat besar di kota Makkah. Oleh sebab itu, apa yang akan dilakukannya tentu akan jadi panutan bagi warga lain. Si pemuka agama ini mengusulkan agar nazar tersebut diganti saja dengan menyembelih seratus ekor unta. Berhubung kepala agama penjaga Masjidil Haram telah memperkenankan bahwa nazar Abdul Muthalib cukup ditebus dengan seratus ekor unta, disembelihlah oleh Abdul Muthallib seratus ekor unta di muka Ka’bah . Dengan demikian Abdullah urung jadi qurban. Karena peristiwa itu pada waktu Nabi SAW telah beberapa tahun lamanya menjadi utusan Allah, Rasulullah pernah bersabda (yang artinya), “Aku anak laki-laki dari dua orang yang disembelih.” Maksud Rasulullah, beliau adalah keturunan dari Nabi Ismail AS, yang juga akan disembelih tapi lalu diganti Allah dengan kibas, dan anak Abdullah, yang juga akan disembelih tapi kemudian diganti dengan seratus ekor unta.
Di dalam syariat yang dibawa oleh Rasulullah Saw, perintah dan larangan selalu ada
dan terus berjalan kepada setiap hamba selama ruh masih bersama jasadnya. Dan selama itu pula
manusia dapat menambah kedekatannya kepada Allah swt dengan melakukan perintah-perintah
syariat yang mulia. Baik yang berupa kewajiban maupun yang sunnah.
Dan kesunnahan yang dilakukan si hamba inilah yang menjadi bukti keberhasilannya dan
keuntungannya dalam kehidupan dunia. Sebab ibadah wajib ibarat modal seseorang, mau
tidak mau, suka tidak suka dia harus menjalankannya, sedang amal sunnah itulah
keuntungannya. Alangkah ruginya manusia jika di dunia hanya beribadah yang wajib saja atau dengan kata lain setelah bermuamalah dia kembali modal, tidak mendapat
keuntungan sedikitpun. Maka ibadah sunnah ini hendaknya kita kejar, kita amalkan,
sebab itulah bukti kesetiaan kita dalam mengikuti dan mencintai Rasulullah Saw, beliau
saw bersabda (yang artinya):
*“ Barang siapa menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaiku,
dan siapa yang* *mencintaiku, maka kelak akan
berkumpul bersamaku di surga “. (HR.As Sijizi dari**Anas bin Malik, lihat Al Jami’ush Shoghir)*
Bahkan dalam hadits qudsi Allah menyatakan bahwa Dia sangat cinta kepada
hamba yang suka menjalankan amal-amal sunnah, sehingga manakala Dia telah mencintai hamba
tersebut, Dia akan menjaga matanya, pendengarannya, tangan dan kakinya.
Semua anggota tubuhnya akan terjaga dari maksiat dan pelanggaran. Sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dari Abu Hurairah RA.
Dari sekian banyak sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah melakukan qurban, yaitu menyembelih binatang ternak, berupa onta, atau sapi(lembu) atau kambing dengan syarat dan waktu yang
tertentu. Bahkan kesunnahan berqurban ini
adalah sunnah muakkadah, artinya kesunnahan yang sangat ditekankan dan dianjurkan.
*Sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shohihnya dari Anas bin*Malik, beliau berkata :
*“ Rasulullah saw berudhiyah (berkurban) dengan dua kambing putih dan
bertanduk,*
*beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri yang mulia, beliau mengawali(penyembelihan itu) denganbasmalah*
*kemudian bertakbir …”*
*Tapi hendaknya kita mengetahuibahwa kesunnahan kurban adalah untuk umat Nabi* Muhammad saw, sedang bagi beliau justru adalah sebagai kewajiban, ini termasuk* *sekian banyak kekhususan yang
diberikan oleh Allah kepada Rasulullah saw.*
*Pengertian qurban secara terminologi syara’ tidak ada perbedaan, yaitu
hewan*
*yang khusus disembelih pada saat Hari Raya Qurban (’Idul Al-Adha 10 Dzul*Hijjah) dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 Dzul Hijjah) sebagai upaya untuk* *mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.*
Dalam Islam qurban disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Saat itu Rasulullah keluar menuju masjid
untuk melaksanakan shalat ‘Idul Adha dan membaca khutbah `Id.
Setelah itu beliau berqurban dua ekor kambing yang bertanduk dan berbulu putih. Tradisi qurban sebetulnya telah menjadi kebiasaan umat-umat terdahulu, hanya saja prosesi dan ketentuannya tidak sama persis dengan yang ada dalam syariat Rasulullah.
*Allah SWT befirman, “Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang*
*mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu
(Muhammad)*
*dalam urusan syariat ini. Dan serulah kepada agama Tuhanmu, sesungguhnya kamu*
*benar- benar berada pada jalan yang
lurus” (QS AI-Haj : 67).*
Bahkan qurban telah menjadi salah satu ritus dalam sejarah pertama manusia. Seperti
dikisahkan dengan jelas dalam AI- Quran surah Al-Maidah ayat 27 mengenai prosesi qurban yang dilakukan oleh kedua putra Nabi Adam AS, qurban
diselenggarakan tiada lain sebagai refleksi syukur hamba atas
segala nikmat yang dianugerahkan Tuhannya, di
samping sebagai upaya taqarrub ke hadirat-Nya.
*Dalil Qurban dan Keutamaan berkurban*
*Allah SWT berfirman, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah”*(QS Al-Kautsar: 1-2). Mayoritas ulama*
*berpendapat bahwa yang dimaksud dengan*
*shalat di sini adalah shalat hari `Idul Adha,*
*sedangkan yang dimaksud dengan*
*menyembelih adalah menyembelih hewan*
*qurban. *
*Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi,
Ibnu Majah dan al Hakim dari Zaid bin Arqam,*
*bahwsanya Rasulullah saw bersabda
(yang artinya):*
*“ Al Udhiyah (binatang kurban), bagi
pemiliknya (yang berkurban) akan
diberi pahala*
*setiap satu rambut binatang itu satu
kebaikan “.*
*Diriwayatkan oleh imam Abul Qasim
Al Ashbahani, dari Sayyidina Ali bin
Abi
*
*Thalib, bahwa Rasulullah saw
bersabda (yang artinya):*
*“ Wahai Fathimah, bangkitlah dan
saksikan penyembelihan binatang
kurbanmu,*
*sungguh bagimu pada awal tetesan
darah binatang itu sebagai
pengampunan
untuk*
*setiap dosa, ketahuilah kelak dia akan
didatangkan (di hari akhirat)
dengan daging*
*dan darahnya dan diletakkan diatas
timbangan kebaikanmu 70 kali lipat “.*
-- --- --- --- --- --- --- --- --- --- -
*Page 4*
*Rasulullah saw bersabda (yang
artinya): *
*“ Barang siapa berkurban dengan
lapang dada (senang hati) dan ikhlas
hanya*
*mengharap pahala dari Allah, maka
dia akan dihijab dari neraka (berkat*
*udhiyahnya) “. (HR. Ath Thabarani
dari Al Husein bin Ali)*
*Dalil dari hadits, dari Siti Aisyah RA,
Rasulullah SAW bersabda (yang
artinya), ‘Tiada*
*amal anak-cucu Adam pada waktu
Hari Raya Qurban yang lebih disukai
Allah*
*daripada mengalirkan darah
(berqurban). Dan bahwasanya darah
qurban itu
sudah*
*mendapat tempat yang mulia di sisi
Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka
laksanakan*
*qurban itu dengan penuh ketulusan
hati.” (HR. At Tirmidzi)*
*Dari Anas RA, ia berkata, “Nabi SAW
mengurbankan dua ekor kambing yang
putih-*
*putih dan bertanduk. Keduanya
disembelih dengan kedua tangan
beliau yang
mulia*
*setelah dibacakan bismillah dan
takbir, dan beliau meletakkan kakinya
yang*
*berbarakah di atas kedua kambing
tersebut:’ (HR Muslim).*
Rasulullah SAW bersabda tentang
keutamaan qurban bahwasanya
qurban itu akan
menyelamatkan pemiliknya dari
kejelekan dunia dan akhirat. Beliau juga
bersabda (yang
artinya),
“Barang siapa telah melaksanakan
qurban, setelah orang itu keluar dari
kubur nanti, ia
akan menemukan qurbannya berdiri di
atas kuburannya, rambut qurban itu
terdiri dari
belahan emas, matanya dari yaqut,
kedua tanduknya dari emas pula. Lalu
ia
terheran-
heran dan bertanya, ‘Siapa kamu ini?
Aku belum pernah melihat sesuatu
seindah kamu.’
Hewan itu menjawab, “Aku adalah
qurbanmu yang engkau persembahkan
di dunia
sekarang. Naiklah ke alas
punggungku”. Kemudian ia naik dan
berangkatlah
mereka
sampai naungan Arasy, di langit yang
ketujuh”
*Rasulullah SAW bersabda (yang
artinya), “Perbesarlah qurban-qurban
kalian,
*
*sebab qurban itu akan menjadi
kendaraan-kendaraan dalam melewati
jembatan*
*AshShirat menuju surga” (HR Ibnu
Rif’ah). *
*Dalam satu riwayat disebutkan, Nabi
Dawud AS pernah bertanya kepada
Allah*
*SWT tentang pahala qurban yang
diperoleh umat Nabi Muhammad
SAW.*
-- --- --- --- --- --- --- --- --- --- -
*Page 5*
*Allah SWT menjawab, “Pahalanya
adalah, Aku akan memberikan
sepuluh*
*kebajikan dari setiap satu helai
rambut qurban itu, akan melebur
sepuluh*
*kejelekan, dan akan mengangkat
derajat mereka sebanyak sepuluh
derajat.*
*Tahukah engkau, wahai Daud, bahwa
qurban-qurban itu adalah*
*kendaraankendaraan bagi mereka di*
*hari kiamat nanti, dan qurban-
qurban*
*itu pula yang menjadi penebus*
*kesalahan- kesalahan mereka.”*
*Sayyidina Ali RA berkata, “Apabila*
*seorang hamba telah berqurban,
setiap*
*tetesan darah qurban itu akan
menjadi*
*penebus dosanya di dunia dan
setiap*
*rambut dari qurban itu tercatat
sebagai satu kebajikan baginya”.*
*Hikmah yang bisa kita ambil dari
qurban adalah:*
Pertama, untuk mengenang nikmat-
nikmat yang diberikan Allah kepada
Nabi
Ibrahim
dengan digagalkannya penyembelihan
putranya, Ismail AS, yang ditebus
dengan
seekor
kambing dari surga.
Kedua, untuk membagi-bagikan rizqi
yang diberikan oleh Allah SWT kepada
umat
manusia saat Hari Raya ‘Idul Adha,
yang memang menjadi hari
membahagiakan
bagi
umat Islam, agar yang miskin juga
merasakan kegembiraan seperti yang
lainnya.
Sebagaimana telah disabdakan oleh
Nabi Muhammad Saw (artinya): “Hari
Raya
Qurban
adalah hari untuk makan, minum dan
dzikir kepada Allah” (HR. Muslim)
Ketiga, untuk memperbanyak rizqi bagi
orang yang berqurban, karena setiap
hamba yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah
akan mendapatkan balasan berlipat
ganda.
*Kisah Sayyiduna Abdullah bin Abdul
Mutthalib*
Dalam Islam, qurban tidak sekadar
memiliki dimensi religius, yang
menghu
bungkan
makhluk dengan Allah, Pencipta alam
semesta. Qurban bukan sekadar ritus
-- --- --- --- --- --- --- --- --- --- -
*Page 6*
penyembelihan binatang dan aktivitas
membagikan daging hewan kepada
mereka
yang
tidak mampu. la pun memiliki dimensi
sosial. Qurban juga memiliki akar
sejarah yang
demikian kuat dan memiliki posisi vital
di tengah-tengah masyarakat.
Berhubungan dengan sejarah qurban
seperti yang umum diketahui oleh
umat
Islam
tentang awalnya syariat qurban
diturunkan, ada satu kisah yang
menarik dari
Rasulullah
sehingga beliau menyatakan dirinya
sebagai anak dua sembelihan.
*Kisahnya ketika Abdullah bin Abdul
Muthalib belum dilahirkan. Ayahnya,
Abdul*
*Muthalib, pernah bernazar bahwa,
jika anaknya laki-laki sudah berjumlah
sepuluh*
*orang, salah seorang di antara mereka
akan dijadikan qurban.*
*Setelah istri Abdul Muthalib
melahirkan lagi anak laki-laki, genaplah
anak
laki-*
*lakinya sepuluh orang. Anak laki-laki
yang kesepuluh itu tidaklah diberi
nama*
*dengan nama-nama yang biasa, tapi
diberi nama dengan nama yang arti
dan*
*maksudnya berlainan sekali, yaitu
dengan nama “Abdullah”, yang artinya
“hamba*
*Allah” .*
Selanjutnya setelah Abdullah berumur
beberapa tahun, ayahnya, Abdul
Muthalib, belum
juga menyempurnakan nazarnya. Pada
suatu hari dia mendapat tanda-tanda
yang
tidak
tersangkasangka datangnya yang
menyuruhnya supaya
menyempurnakan nazarnya.
Oleh
sebab itu bulatlah keinginannya agar
salah seorang di antara anak laki-lakinya dijadikan qurban dengan cara disembelih.
Sebelum pengurbanan itu dilaksanakan, dia lebih dulu mengumpulkan semua anak laki-lakinya dan mengadakan undian. Pada saat itu undian jatuh pada diri Abdullah, padahal Abdullah adalah anak yang paling muda, yang paling bagus wajahnya dan yang paling disayangi dan dicintai. Tetapi apa boleh buat, kenyataannya undian jatuh padanya, dan itu harus dilaksanakan. Seketika tersiar kabar di seluruh kota Makkah bahwa Abdul Mutthalib hendak mengurbankan anaknya yang paling muda. Maka datanglah seorang kepala agama, penjaga Ka’bah , menemui Abdul Mutthalib, untuk menghalang-halangi apa yang akan diperbuat Abdul Mutthalib.
-- --- --- --- --- --- --- --- --- - -
Kepala agama itu memperingatkan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut. Jika hal itu sampai dilaksanakan, sudah tentu kelak akan dicontoh oleh orang banyak, karena Abdul Muthalib adalah seorang wali negeri pada masa itu dan dia mempunyai pengaruh yang sangat besar di kota Makkah. Oleh sebab itu, apa yang akan dilakukannya tentu akan jadi panutan bagi warga lain. Si pemuka agama ini mengusulkan agar nazar tersebut diganti saja dengan menyembelih seratus ekor unta. Berhubung kepala agama penjaga Masjidil Haram telah memperkenankan bahwa nazar Abdul Muthalib cukup ditebus dengan seratus ekor unta, disembelihlah oleh Abdul Muthallib seratus ekor unta di muka Ka’bah . Dengan demikian Abdullah urung jadi qurban. Karena peristiwa itu pada waktu Nabi SAW telah beberapa tahun lamanya menjadi utusan Allah, Rasulullah pernah bersabda (yang artinya), “Aku anak laki-laki dari dua orang yang disembelih.” Maksud Rasulullah, beliau adalah keturunan dari Nabi Ismail AS, yang juga akan disembelih tapi lalu diganti Allah dengan kibas, dan anak Abdullah, yang juga akan disembelih tapi kemudian diganti dengan seratus ekor unta.
0 komentar
Senin, 05 September 2011
KAMBING KURUS YANG DAPAT MENGELUARKAN AIR SUSU DENGAN SENTUHAN TANGAN ROSULULLLOH SAW
Diposting oleh Unknown di 03.31 Senin, 05 September 2011Suatu hari keluarga dari kaum kafir bernama Aktsam dan istrinya bernama Atikah bin kholid kedatangan Tamu dari rombongan Rosululloh Saw dan para sahabatnya yang hendak menuju Madinah . Perjalanan yang cukup Jauh dari Mekkah menuju Madinah membuat Rombongan Rosululloh saw terlihat sangat lelah dan kehabisan bekal makanan dan air. Melihat kondisi Nabi saat itu membuat Abu bakar Sahabat Nabi merasa prihatin karena sepanjang perjalanan hanya terdapat padang pasir yang membentang. Tidak terdapat rumah penduduk untuk membeli air dan bekal makanan. Rosululloh saw menenangkan Para sahabat agar jangan putus asa “Alloh tidak akan meninggalkan kita” Kata Rosululloh.
Hingga akhirnya Rombongan Rosululloh menemukan sebuah kemah yang dulu digunakan pengembala kambing milik Keluarga Aktsam , disamping itu pula keluarga Aktsam berdagang Kurma , daging dan susu yang memang diperuntukan untuk para Musafir yang transit dari Mekkah ke Madinah. Ketika rombongan Nabi tiba di kemah yang kebetulan saat itu Aktsam sedang tidak ada di tempat dan hanya di temui oleh istrinya Atikah bin kholid yang merasa prihatin dengan kondisi rombongan Nabi dan para sahabatnya yang sedang kehausan dan kelaparan. “wahai pemilik kemah aku punya 800 Dirham untuk membeli makanan dan air yang kau miliki ‘ Kata Abu bakar.” Seandainya aku masih punya makanan dan susu yang cukup kalian tidak perlu membayar untuk itu semua karena aku kasihan melihat kondisi kalian yang haus dan kelaparan” kata Atikah bin Kholid. Lalu Abu bakar memberikan laporan kepada Nabi bahwa Pemilik kemah sudah tidak memeliki kelebihan bekal makanan dan susu , semuanya habis terjual . Ketika Rombongan nabi hendak melanjutkan perjalanan ke Madinah , Nabi melihat Seekor kambing yang sangat kurus dan sakit sakitan di sebelah Kemah . “apakah kambing itu milikmu? tanya Nabi kepada Atikah bin Kholid. “Benar kambing itu milik kami tapi kambing itu sakit sakitan ” Jawab Atikah . “izinkan aku Memeras susu dari kambing mu itu” Pinta Rosululloh. “mana mungkin kambing yang kurus dan sakit sakitan dapat mengeluarkan susu” Kata Atikah bin Kholid. Lalu Rosululloh saw menghampiri kambing tersebut dan berjongkok sambil memegang Susu kambing tersebut” Bissmillahirrohman nirrohim Allohuakbar” Seketika itu pula mengalir dengan deras Air susu dari kambing yang kurus tersebut” Ambillah bejana untuk menampung air susu ini ” Kata Rosululloh. Dengan Penuh keheranan Atikah masuk ke Kemah untuk mengambil bejana sambil bertanya dalam hati” Siapa orang ini ?? apakah seorang penyihir?? nanti aku akan ceritakan pada suamiku kalau dia pulang. Begitu bejana terisi penuh lalu rosululloh menyuruh Abu bakar dan sahabat lainnya untuk meminum terlebih dahulu.” Bagaimana mungkin aku minum air susu ini ,kau Sendiri terlihat sangat kehausan” Kata Abu bakar. “kau minum saja dulu aku kan sedang memeras Susu ” Kata Rosululloh, Akhirnya Abu bakar dan para sahabat lain Meminum air susu dari perasan tangan lembut dan mulia Rosululloh tersebut , baru setelah itu Rosululloh saw meminumnya, dan menyisahkan Satu bejana penuh air susu untuk keluarga Atikah bin kholid. “Berapa aku harus membayar harga susu itu ? “kata Abu bakar. “Kau tidak perlu membayarnya, Kambingku sekarang terlihat sehat dan segar dan akulah yang mengucapkan terima kasih dan siapa sebenarnya orang yang memeras kambingku itu ” Tanya Atikah . “Saya Muhammad bin Abdulloh dari bani Hasyim Mekkah’ Jawab Rosululloh sambil berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Selang beberapa lama datang lah suami Atikah , dan meminta istrinya untuk mengambilkan minum karena merasa sangat haus dan lapar. Lalu Atikah menyerahkan bejana yang berisi air susu kambing yang telah di peras oleh tangan lembut Nabi. Suaminya kaget karena yang dia minum bukan air biasa melainkan air susu kambing yang rasanya sangat segar.”Dari mana kau dapat air susu ini hai istriku” Kata Aktsam suami Atikah.”Ini air susu dari kambing kita yang kurus dan sakit sakitan itu dan di peras oleh seseorang yang bernama Muhammad bin Abdulloh dari Bani Hasyim Mekkah. “jawab Atikah. Karena tak percaya suaminya keluar untuk melihat kambingnya yang kurus dan sakit sakitan. Dan betapa kaget Suaminya melihat kambingnya tampak sehat dan segar sedang memakan rumput. “Tadi kau bilang yang memeras kambing ini Muhammad bin Abdulloh dari Bani Hasyim Mekkah, sepertinya aku Pernah mendengar nama itu, Nama itu yang menjadi perbincangan seluruh penduduk Mekkah, Muhammad menentang penyembahan berhala, Muhammad menerima wahyu dari Tuhan yang bernama Alquran , yang isinya mampu membuat seluruh penduduk Mekkah terkagum kagum akan keindahan dari segi bahasa yang mengalahkan para Penyair penyair hebat, Muhammad orang yang jujur hingga Penduduk Mekkah memberi gelar Al amin ( orang dapat di percaya), Muhammad dari keluarga bangsawan bani Hasyim Quraisy. ” Kata Aktsam. “kalau Muhammad dari keluarga bangsawan bani hasyim Qurais mengapa cara berpakaiannnya tidak tampak seperti bangsawan bangsawan yang selama ini aku lihat Congkak dan menyombongkan diri ” Kata Atikah bin Kholid. “itulah Muhammad yang sangat sederhana, kalau benar yang tadi datang ke kemah kita Muhammad bin Abdulloh seperti ciri yang kau ceritakan tadi , itulah adalah benar bahwa dia Muhammad Nabi dan utusan Alloh dan kita besok akan menemui Muhammad dan menyatakan keimanan padanya. “Kata Aktsam yang sangat mengagumi pribadi dan akhlah nabi Muhammad saw.
http://akucintanabi.blogspot.com/
Label: Tentang Nabi 0 komentar
Senin, 22 Agustus 2011
Kisah Rasulullah: Air Tuba dibalas Air Susu
Diposting oleh Unknown di 11.42 Senin, 22 Agustus 2011
Inilah teladan Rasulullah menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Meski disakiti, beliau tetap berbuat baik. Nah, bagaimana dengan kita? Semoga kita termasuk orang-orang yang meneladani beliau...
Nabi SAW bukanlah seorang kekasih Allah SWT yang dimanjakan Tuhan. Beliau harus berjuang dan bekerja keras dalam mengemban amanah Allah selaku utusan-Nya. Beliau sering dihina, dicaci, dan diancam oleh musuh-musuhnya dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran ajaran Islam.
Dalam suatu masa, tiap kali Rasulullah membuka pintu pagi-pagi untuk menjalankan shalat Subuh di masjid, sudah tertumbuk di ambang pintu rumah beliau kotoran. Nabi mengambil air dan membersihkan tempat itu dahulu, baru bisa meneruskan niatnya.
Besoknya, pagi-pagi, bukan setumpuk kotoran manusia yang beliau dapatkan di muka pintu, malah dua tumpuk besar. Dan esok harinya, bertambah lagi hingga tingga gundukan besar. Demikianlah selanjutnya.
Namun Nabi tidak mengeluh. Dengan sabar beliu bersihkan sendiri tempat bernajis itu tiap hari, sampai akhirnya orang jahat yang melakukan perbuatan keji itu merasa bosan sendiri dan menghentikan tindakannya menumpuk kotoran di depan pintu rumah Nabi SAW.
Lepas kejadian itu, Nabi belum terbebas dari kejahatan musuh-musuhnya. Tiap kali beliau melalui sebuah rumah berloteng dalam perjalanan ke masjid, selalu dari jendela atas ada seseorang yang membuang air najis ke kepala beliau. Begitu yang beliau alami setiap hari. Namun Nabi tidak marah. Bahkan tatkala beberapa hari sesudah itu tidak ada air najis yang ditumpahkan ke kepalanya dari jendela loteng itu, Nabi bertanya kepada para sahabat.
“Ke mana orang yang tinggal di loteng atas itu?”
“Ada apa ya Rasulullah?” tanya para sahbat, sebab mereka heran mengapa Nabi menanyakan keadaan orang kafir yang menghuni loteng atas itu.
“Tiap hari biasanya ia selalu memberikan sesuatu kepadaku. Hari ini tidak. Jadi aku bimbang tentang keadaannya.”
“Kebimbanganmu tidak keliru, ya Rasulullah. Orang itu sedang sakit keras dan tidak keluar dari kamarnya.”
Maka Nabi SAW menyuruh istrinya menyiapkan makanan untuk beliau bawa sendiri ke rumah orang jahat itu, sambil menengok keadaan sakitnya dan mendoakan agar cepat sembuh.
Orang itu sangat terperanjat menerima kedatangan Rasulullah dengan membawa makanan yang lezat-lezat, padahal setiap hari ia memberikan air najis kepadanya. Orang itu pun amat malu dan menangis-nangis minta maaf.
Dengan lapang dada Rasulullah memberi maaf, sehingga orang itu kemudian menjadi sahabat setia. Apalagi dari kalangan kaum lain. Sedangkan paman Nabi saja, Abu Jahal, juga sangat jahat kepadanya. Pernah Abu Jahal mengirim utusan yang mengatakan bahwa ia tengah menderita demam hebat, ingin ditengok oleh Rasulullah SAW.
Sebagai kemenakan yang berbakti, Rasulullah segera bergegas hendak berangkat menuju rumah Abu Jahal.
Pemimpin orang musyrik itu sebetulnya tidak sakit. Ia telah menyiapkan lubang di depan pembaringannya yang di atasnya ditutup dengan permadani, sedangkan di dalam lubang itu telah dipasanginya beberapa tonggak yang runcing-runcing. Maksudnya untuk menjerumuskan Nabi SAW ke dalamnya.
Nabi kedengaran mulai melangkah masuk ke dalam kamar Abu Jahal. Tokoh busuk itu cepat-cepat menutupi badannya dengan selimut sambil pura-pura merintih. Namun dalam pendengaran Rasulullah, rintihan Abu Jahal itu tidak wajar dan berlebih-lebihan, tidak sesuai dengan wajahnya yang tetap cerah dan kemerahan.
Maka Nabi pun tahu, pasti Abu Jahal sedang menyiapkan jebakan untuknya. Karena itu, begitu beliau hampir menginjak permadani yang di bawahnya menganga sebuah lubang berisi tonggak-tonggak runcing, beliau segera permisi lagi dan keluar tanpa sepatah kata pun.
Abu Jahal terkejut. Ia bangun dan memanggil-manggil Nabi agar datang mendekat kepadanya. Karena Nabi tidak menggubris, Abu Jahal lalu bangkit dan melompat ke permadani hendak mengejar Nabi. Ia lupa akan perangkap yang dibuatnya sendiri. Akibatnya ia terjerumus sendiri ke dalam lubang itu dan menderita luka-luka yang cukup parah.
Akhirnya terpenuhi juga keinginan Abu Jahal ingin ditengok Rasulullah. Sebab setelah terperosok ke lubang itu ia betul-betul sakit. Nabi pun datang membawakan makanan-makanan lezat yang diterima Abu Jahal dengan muka kecut.
Begitulah teladan Rasulullah dalam menghadapi orang-orang yang jahat dan ingin mencelakakannya. Beliau membalasnya dengan kebaikan. Air tuba dibalas air susu. Dan ini membuat musuh-musuhnya malu, insyaf, lalu meminta maaf, bahkan ada pula yang menerima risalah Rasulullah. Kecuali, tentu saja, Abu Jahal, karena gembong kaum musyrikin ini, meski mengetahui kebenaran risalah Rasulullah, hatinya telah tertutup oleh kesombongannya.
sumber http://majalah-alkisah.com/
Nabi SAW bukanlah seorang kekasih Allah SWT yang dimanjakan Tuhan. Beliau harus berjuang dan bekerja keras dalam mengemban amanah Allah selaku utusan-Nya. Beliau sering dihina, dicaci, dan diancam oleh musuh-musuhnya dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran ajaran Islam.
Dalam suatu masa, tiap kali Rasulullah membuka pintu pagi-pagi untuk menjalankan shalat Subuh di masjid, sudah tertumbuk di ambang pintu rumah beliau kotoran. Nabi mengambil air dan membersihkan tempat itu dahulu, baru bisa meneruskan niatnya.
Besoknya, pagi-pagi, bukan setumpuk kotoran manusia yang beliau dapatkan di muka pintu, malah dua tumpuk besar. Dan esok harinya, bertambah lagi hingga tingga gundukan besar. Demikianlah selanjutnya.
Namun Nabi tidak mengeluh. Dengan sabar beliu bersihkan sendiri tempat bernajis itu tiap hari, sampai akhirnya orang jahat yang melakukan perbuatan keji itu merasa bosan sendiri dan menghentikan tindakannya menumpuk kotoran di depan pintu rumah Nabi SAW.
Lepas kejadian itu, Nabi belum terbebas dari kejahatan musuh-musuhnya. Tiap kali beliau melalui sebuah rumah berloteng dalam perjalanan ke masjid, selalu dari jendela atas ada seseorang yang membuang air najis ke kepala beliau. Begitu yang beliau alami setiap hari. Namun Nabi tidak marah. Bahkan tatkala beberapa hari sesudah itu tidak ada air najis yang ditumpahkan ke kepalanya dari jendela loteng itu, Nabi bertanya kepada para sahabat.
“Ke mana orang yang tinggal di loteng atas itu?”
“Ada apa ya Rasulullah?” tanya para sahbat, sebab mereka heran mengapa Nabi menanyakan keadaan orang kafir yang menghuni loteng atas itu.
“Tiap hari biasanya ia selalu memberikan sesuatu kepadaku. Hari ini tidak. Jadi aku bimbang tentang keadaannya.”
“Kebimbanganmu tidak keliru, ya Rasulullah. Orang itu sedang sakit keras dan tidak keluar dari kamarnya.”
Maka Nabi SAW menyuruh istrinya menyiapkan makanan untuk beliau bawa sendiri ke rumah orang jahat itu, sambil menengok keadaan sakitnya dan mendoakan agar cepat sembuh.
Orang itu sangat terperanjat menerima kedatangan Rasulullah dengan membawa makanan yang lezat-lezat, padahal setiap hari ia memberikan air najis kepadanya. Orang itu pun amat malu dan menangis-nangis minta maaf.
Dengan lapang dada Rasulullah memberi maaf, sehingga orang itu kemudian menjadi sahabat setia. Apalagi dari kalangan kaum lain. Sedangkan paman Nabi saja, Abu Jahal, juga sangat jahat kepadanya. Pernah Abu Jahal mengirim utusan yang mengatakan bahwa ia tengah menderita demam hebat, ingin ditengok oleh Rasulullah SAW.
Sebagai kemenakan yang berbakti, Rasulullah segera bergegas hendak berangkat menuju rumah Abu Jahal.
Pemimpin orang musyrik itu sebetulnya tidak sakit. Ia telah menyiapkan lubang di depan pembaringannya yang di atasnya ditutup dengan permadani, sedangkan di dalam lubang itu telah dipasanginya beberapa tonggak yang runcing-runcing. Maksudnya untuk menjerumuskan Nabi SAW ke dalamnya.
Nabi kedengaran mulai melangkah masuk ke dalam kamar Abu Jahal. Tokoh busuk itu cepat-cepat menutupi badannya dengan selimut sambil pura-pura merintih. Namun dalam pendengaran Rasulullah, rintihan Abu Jahal itu tidak wajar dan berlebih-lebihan, tidak sesuai dengan wajahnya yang tetap cerah dan kemerahan.
Maka Nabi pun tahu, pasti Abu Jahal sedang menyiapkan jebakan untuknya. Karena itu, begitu beliau hampir menginjak permadani yang di bawahnya menganga sebuah lubang berisi tonggak-tonggak runcing, beliau segera permisi lagi dan keluar tanpa sepatah kata pun.
Abu Jahal terkejut. Ia bangun dan memanggil-manggil Nabi agar datang mendekat kepadanya. Karena Nabi tidak menggubris, Abu Jahal lalu bangkit dan melompat ke permadani hendak mengejar Nabi. Ia lupa akan perangkap yang dibuatnya sendiri. Akibatnya ia terjerumus sendiri ke dalam lubang itu dan menderita luka-luka yang cukup parah.
Akhirnya terpenuhi juga keinginan Abu Jahal ingin ditengok Rasulullah. Sebab setelah terperosok ke lubang itu ia betul-betul sakit. Nabi pun datang membawakan makanan-makanan lezat yang diterima Abu Jahal dengan muka kecut.
Begitulah teladan Rasulullah dalam menghadapi orang-orang yang jahat dan ingin mencelakakannya. Beliau membalasnya dengan kebaikan. Air tuba dibalas air susu. Dan ini membuat musuh-musuhnya malu, insyaf, lalu meminta maaf, bahkan ada pula yang menerima risalah Rasulullah. Kecuali, tentu saja, Abu Jahal, karena gembong kaum musyrikin ini, meski mengetahui kebenaran risalah Rasulullah, hatinya telah tertutup oleh kesombongannya.
sumber http://majalah-alkisah.com/
Label: Tentang Nabi 0 komentar
Membaca Shalawat untuk Nabi
Diposting oleh Unknown di 07.07
Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.
Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.
Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.
Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.
Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)
Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:
وَأخْرَجَ ابْنُ مُنْذَة عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنهُ أنّهُ قال قال َرسُوْلُ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: مَنْ صَلّى عَلَيَّ كُلّ يَوْمٍ مِئَة مَرّةٍ – وَفِيْ رِوَايَةٍ – مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي اليَوْمِ مِئَة مَرّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِئَة حَجَّةٍ – سَبْعِيْنَ مِنْهَا في الأخِرَةِ وَثَلاثِيْنَ فِي الدُّنْيَا – إلى أنْ قال – وَرُوِيَ أن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عليه وسلم قال : اكْثَرُوا مِنَ الصَّلاةِ عَلَيَّ فَإنّهَا تَحِلُّ اْلعَقْدَ وَتَفْرجُ الكُرَبَ – كَذَا فِيْ النزهَةِ
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
KH Munawwir Abdul Fattah
Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakartahttp://akucintanabi.blogspot.com/
Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.
Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.
Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.
Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)
Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:
وَأخْرَجَ ابْنُ مُنْذَة عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنهُ أنّهُ قال قال َرسُوْلُ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: مَنْ صَلّى عَلَيَّ كُلّ يَوْمٍ مِئَة مَرّةٍ – وَفِيْ رِوَايَةٍ – مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي اليَوْمِ مِئَة مَرّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِئَة حَجَّةٍ – سَبْعِيْنَ مِنْهَا في الأخِرَةِ وَثَلاثِيْنَ فِي الدُّنْيَا – إلى أنْ قال – وَرُوِيَ أن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عليه وسلم قال : اكْثَرُوا مِنَ الصَّلاةِ عَلَيَّ فَإنّهَا تَحِلُّ اْلعَقْدَ وَتَفْرجُ الكُرَبَ – كَذَا فِيْ النزهَةِ
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
KH Munawwir Abdul Fattah
Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakartahttp://akucintanabi.blogspot.com/
Label: Sholawat 0 komentar
Minggu, 21 Agustus 2011
Kedermawanan Rasul SAW di Bulan Ramadhan
Diposting oleh Unknown di 15.15 Minggu, 21 Agustus 2011Ditulis Oleh: Habib Munzir Almusawa
Hadirin & hadirat yang dimuliakan Allah SWT, khususnya para habaib, para sesepuh, para ulama juga Dewan pimpinan Masjid Raya AlMunawar yang hadir di malam ini bersama kita KH. Ali Nurdin mata’anallahbihi
Kembali kita membaca riwayat Nabi kita Muhammad Saw
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ :كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَة
(صحيح البخاري)
Dari Ibn Abbas ra berkata: Bahwa Rasulullah saw adalah manusia yang paling dermawan, dan bahwa beliau saw lebih dermawan lagi dibulan Ramadhan, ketika sering dikunjungi Jibril (as) dan bahwa ia dikunjungi (Jibril as) setiap malam dibulan Ramadhan dan memperdalam Al Qur’an, dan Sungguh Rasulullah saw lebih dermawan terhadap perbuatan baik dari angin yang berhembus (sangat ringan dan cepat berbuat baik tanpa merasa keberatan)” (Shahih bukhari)
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan puji kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Yang Maha Memuliakan hari – hari kita dengan tuntunan ma’rifat yang lebih indah dari sebelumnya dan semoga semakin indah di masa mendatang. Segala Puji atas Rahmat Allah Swt yang mengumpulkan kita dan mendapatkan keagungan Nya swt, yang paling kecilnya atau pada pengampunan-Nya. Segala puji Rahmat Allah Swt yang melimpahkan keberkahan bagi hamba – hambaNya di malam – malam bulan ramadhan ini.
Sudah kita lewati tadi sholat tarawih 20 rakaat, yang jumlah 20 rakaat itu berarti sujudnya berjumlah 40x. Malam ini kita telah melakukan 40x sujud kepada Allah Swt, maka apabila diteruskan selama sebulan maka akan berjumlah 1.200x sujud. Selamat datang wahai bulan seribu sujud, selamat datang wahai bulan yang dimuliakan Allah Swt, selamat datang wahai bulan harapan atas terkabulnya hajat pada Yang Maha Tunggal, selamat datang bulan pembersih kesedihan yang selama ini selalu menghinggapi sanubari kami. Selamat Datang Rahmat Allah Swt, selamat datang Rahmat Ilahi yang berlimpah zhahiran wa bathinan. Swlamat Datang hari pengampunan dan pembebasan kami dari api neraka. Itulah Janji Sayyidina Muhammad Saw
Hadirin & hadirat, bulan ramadhan adalah bulan yang wajib berpuasa di siang harinya, yakni bagi yang muslim, bagi yang sehat, bagi yang aqil baligh dan bagi yang tidak dalam keadaan safar karena kalau di dalam keadaan safar tidak diwajibkan berpuasa. Sebagaimana dalam madzhab Imam Syafi’I, syarat safar ada 2, yang pertama adalah sebelum subuh berangkat ke tempat tujuan dan yang kedua jarak perjalanan sudah lebih dari 82km (marhalahtain) maka dengan syarat safat tersebut boleh melakukan qashar pada sholat dan puasa ramadhannya boleh dibatalkan. Apabila Pergi ke bandung dengan jarak tempuh 100km & menetap selama 3 hari sementara berangkatnya pagi (sesudah subuh) maka tidak bisa kita buka puasanya di hari itu namun di hari esoknya (hari ke 2 & ke 3) baru dibolehkan untuk tidak berpuasa. Karena seluruh madzhab sudah sepakat bahwa jarak yg boleh jamak qashr adala marhalatain, yaitu 82km/lebih, pada pertanyaan waktunya safar itu berapa lama ? waktunya safar 6 hari. Pastinya atau lebih jelasnya secara syariahnya 4 hari selain hari datang dan hari pulang.
6 hari itu, misalnya datang hari senin maka dihitung senin, selasa, rabu, kamis, jum’at & pulang hari sabtu. Selama 6 hari itu boleh terus jamak sholat & boleh batal puasa (puasa kelak di qadha) apabila syarat perjalanan lebih dari 82km. Sementara apabila niat tinggal lebih dari 6 hari itu maka selesailah masa untuk jamak sholatnya dan masa boleh batal puasanya dg masuknya ia pertama kali pada hari pertama ke wilayah tujuannya.
Contohnya lagi rumah saya di daerah Depok, perbatasan dengan Jakarta hanya beberapa meter dari rumah saya, sementara saya kerja di Jakarta bagaimana hal ini ? berbeda wilayah namun hanya berjarak beberapa kilometer saja, boleh jamak shalat, berapapun jarak & waktu yang ditempuh namun sudah beda wilayah. Sementara Apabila masih di wilayah Jakarta, misalnya dari Jakarta Utara masuk ke Jakarta Barat maka tidak boleh menjamak shalat walaupun beberapa puluh kilometer jaraknya.
Hadirin & hadirat yang dimuliakan Allah, Jamak shalat disini hanya jamak saja bukan jamak qashar. Dan yang dapat di Jamak waktu shalat itu ada 2, yakni menjamak sholat waktu dhuhur ke waktu ashar atau ashar ke waktu dhuhur dan waktu maghrib ke isya atau isya ke waktu maghrib. Sementara shalat Subuh tidak dapat dijamak akan tetapi kalau kelewatan sholat subuh maka di Qadha namanya bukan dijamak. Jika perjalanan melebihi 82 km maka boleh jamak qashr.
Maka ketika ia sedang dalam keadaan safarnya itu, safar dunal maksiah, tapi safarnya ini adalah safar yang mubah atau safar yg bukan untuk hal dosa, Safar yang mubah itu adalah safar yang dibolehkan & tidak berdosa, sementara safar yang mendapat pahala yakni safar yang sunnah, seperti ziarah. Ziarah bukan bid’ah melainkan sunnah. Tapi karena haditsnya
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
(صحيح البخاري)
“Janganlah kalian berjuang memaksakan diri untuk berangkat ke masjid kecuali pada tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid Al Aqsha” (Shahih Bukhari)
Yakni Tidak disuruh berangkat ke Masjid Sunan Bonang, Sunan Ampel atau Sunan Kalijaga & Nabi Saw hanya menyebutkan 3 masjid. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalani didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan tetang hadits tersebut yang dimaksud adalah ziarah masjidnya bukan ziarah makamnya.
Hadirin & hadirat, semua masjid sama kecuali 3 masjid tadi yakni Masjidil Haram, Masjid Al Aqsa, Masjid Nabawi. Cuma 3 masjid sementara masjid yang lain sama. Saya mau berangkat ke masjid keong mas, maka sama pahalanya dg shaalat di masjid lainnya selain 3 mashid agung diatas, pahalanya sama juga tapi kalau niatnya untuk ziarah maka hal ini berbeda, demikian yang dikatakan oleh Imam Ibn Hajar. Misalnya Saya datang ke masjid Sunan Ampel bukan mau ke masjid Sunan Ampelnya tapi ziarah ke Sunan Ampelnya itu diBolehkan. hadirin & hadirat yang dimuliakan Allah. Misalkan lagi Saya mau pergi ke Yordan, saya mau pergi ke Mu’tah untuk ziarah ke masjid sayyidina Ja'far bin Abi Thalib ra untuk singgah ke masjidnya Imam Ja’far bin Abu Tholib yang makamnya ditengah masjid, hal itu dibolehkan karena mau ziarah ke Sayyidina Ja’far bin Abu Tholibnya bukan ke masjidnya,
demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah. Jadi kadang – kadang orang itu memahami hadits sepotong – sepotong saja.
Nah demikian itulah yang disebut safar sunnah. Ada yang disebut safar wajib, safar wajib seperti jihad fisabilillah. Ada pula yang disebut safar makruh, apa itu safar makruh ? yaitu safar sambil menjual barang – barang yang makruh, barang makruh ada banyak. Ada safar yang haram yaitu safar sambil menjual barang – barang yang haram. Kalau barang – barang yang haram nggak usah kita sebutkan, seperti jual senjata tajam, jual bom dll, nah semua itu tak bisa kita jamak shalatnya walaupun safarnya jauh, tidak pula bisa tidak puasa dg alas an safar, kecuali jika untuk safar yg mubah, sunnah dan wajib. .
Hadirin & hadirat hal ini perlu dibahas namun sebelumnya saya meminta Maaf kepada saudara – saudariku bahwa kaki saya agak sedikit kambuh jadi kalau bicara saya miring kesini & miring kesana
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya menyarankan pada saudara – saudariku yang kucintai, yang kumuliakan, adik – adikku yang InsyaAllah selalu bersamaku didalam keluhuran dunia dan akhirat. Hindarilah di bulan Ramadhan dari pada pemakaian petasan. Saran dari orang yang sangat menyayangimu dunia dan akhirat. Apabila nasib saya di neraka maka kalian di sorga. Tapi kalau saya masuk sorga, tak satupun dari kalian yang kulupakan sebelum kalian sampai ke sorgaNya Allah.
Jadi hindari pemakaian petasan, kalau bisa tidak usah digunakan. Hal Ini sesuai dengan haditsnya yang kita baca bahwa Nabi Saw itu adalah orang yang paling dermawan dan paling dermawan di bulan ramadhan dan beliau itu dermawannya seperti angin yang berhembus, kalau angin berhembus itu tak peduli siapa yg beliau beri dan tak mengingat ingatnya, mungkin lupa, dulu kamu pernah memberi saya, nggak tau saya lupa, demikian dermawannya Rasul saw, .dermawannya seperti itu, seperti angin cepatnya. Cepat sekali.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Masalah petasan nih, gimana kalau kita bersedekah aja. Kenapa?,.masalahnya saudara – saudariku, yg senang dan terhibur kan Cuma kita sendiri, beda jauh dg sedekah, orang lain yg mendapat manfaat banyak darimu daripada pahala, dan tidak menngganggu orang lain. Tapi kalau petasan, kalian yang senang, orang lain yang terganggu apalagi kalau sudah sepuh (lanjut usia, lain lagi kalau orang yg bangunkan sahur orangnya tak bangun bangun, apalagi kalau sudah setengah lima belum bangun maka dibunyikan ditelinganya…. (dg Nada canda)
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Agar kalian ketahui, membangunkan orang sahur itu biar saja bangun sendiri tanpa perlu petasan jam 2, setengah 2, setengah 3, maka biarkan saja. Mau sahur nggak sahur, jam 4 dibangunkan, kini semua rumah sudah ada alarm, beda dg dulu.
saudara – saudariku, maafkan saya karena ada sedikit kaget kalau dengar petasan itu sedih. Kenapa ? karena Ayah saya meninggal sebab dengar suaraletusan petasan. Ayah saya itu kalau dalam perhitungan hijriyahnya wafat pada 19 sya’ban tapi kalau masehinya makam tahun tahun 1996 atau 1997 beliau memiliki penyakit jantung. Disuatu waktu tetangga sebelah membakar petasan dan beliau memegang dadanya berkali kali dan kesakitan kerena keget, setelah letusan itu berkali2, maka beliau meninggal.
Saya tak jumpa dg almarhum dan tak menyaksikan pemakamannnya, karena masih sekolah di hadramaut, pulang tahun 1998 cuma lihat pusaranya saja.
hadirin – hadirat, jadi kalau saya mendengar petasan maka miris hati saya karena Ayah saya dulu wafat gara – gara benda ini. Tapi jangan dijadikan patokan hukum ya ,jangan karena sebab kisah tadi maka kalian katakana pada orang2 bikin petasan itu haram.. yang haram adalah mengganggu masyarakat, .cuma saran saya lebih baik kumpulkan dananya untuk para fuqara agar para fuqara supaya nggak memikirkan ketupat saja. 10 hari sebelum ramadhan udah mikirin ketupat belum dibeli, nggak usah repot, nih dananya sudah siap..!, Cuma biasanya kalau ramadhan banyak fuqaranya, berjejer dijalanan, kenapa nih? Kemarin duduk disini sekali lewat ada yg beri 10.000, 20.000, saya berhenti dulu jadi tukang gado gado, ngemis aja dibulan ramadhan, untungnya lebih besar, tapa pake modal pula.., duh jangan sampai begitu, .demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.
mennyalakan petasan, berbeda kalau dalam perayaan maulid, atau ada acara besar, yah, masih bisa dimaklumi, walau saya tetap kurang suka, namun karena sudah lumrah maka masih bisa diterima dan difahami, dan semua orang juga tahu ada acara disitu, tapi kalau tengah malam, setengah 2 malam, setengah 3, membangunkan sahur tiap hari disiksa dengan itu, malam lebaran mati..! (nada canda). Tiap hari disiksa benda itu lantas pada puncaknya habis.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, selanjutnya kita dengarkan sekaligus kita renungkan khutbahnya Rasulullah Saw di akhir bulan sya’ban, beliau bersabda
Khutbah ini riwayatnya lemah tetapi telah diriwayatkan lebih dari 25 riwayat dan ditemukan juga di Musnad Ahmad, mustadrak ala shahihain, di shahih lainnya, kalau dipecah – pecah riwayat dhoifnya haditsnya…..shahih. Tapi kalau dipadu belum ada hadits yang meriwayatkan paduan ini, kecuali riwayatnya dhoif.
Wahai ………manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh keberkahan, bulan yang padanya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah jadikan puasa wajib pada siang harinya, Allah jadikan shalat malamnya sunnah. Barangsiapa yang mendekat kepada Allah dengan segala hal yang baik maka sama dengan hal – hal yang fardhu. Dikatakan oleh Allah yang melakukan sunnah di saat itu pahalanya sama dengan menunaikan hal yang wajib. Barangsiapa yang mengerjakan hal – hal yang fardhu di bulan ramadhan maka pahalanya 70x lebih besar daripada di bulan-bulan lainnya. Mau sholat subuh sama dengan 70x sholat subuh, mau sholat dhuhur sama dengan 70x sholat dhuhur. Demikianpula Hal – hal yang sunnah pahalanya sama dengan hal – hal yang fardhu. dIalah bulan sya’ban, dialah bulan ampunan dari Allah yang balasannya adalah sorga, dialah bulan untuk berderma. Hari dimana Allah Swt mensucikan orang – orang mukmin, orang – orang muslim di bulan ramadhan. Barangsiapa yang memberikan hidangan buka puasa maka baginya ampunan atas dosa – dosanya dan dibebaskan ia daripada api neraka. Semoga kita diantara mereka, amin. Dan ia mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa, yang diberi makan itu tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya. Kalau orang puasanya setengah – setengah, pahalanya 50% , tapi kalau orang yang memberi makan yang puasa pahalanya bukan 50% melainkan 100% pahalanya. Urusan kekurangan makanan itu ditanggung sendiri,namun ia yg menafkahinya ia sempurna pahalanya
( Maka berkata para sahabat ) Tidak semua dari kita mampu untuk memberikan makanan kepada orang yang berpuasa, maka Nabi Saw bersabda kalau Allah memberikan pahala bagi mereka yang memberikan buka puasa pada orang yang berpuasa ramadhan ini walau hanya sekedar sebutir korma atau segelas air atau hanya sedikit makan. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, barangsiapa yang meringankan pada para pembantunya maka Allah mengampuni dosa – dosanya, demikian Imam Ibn Hajar Al Atsqalani menjelaskan. Misalnya Hadirin – hadirat, yang punya pembantu, kalian adik – adik, mungkin ibumu punya pembantu dirumahmu janganlah bersikap galak dengan pembantumu karena di bulan ramadhan Allah menjanjikan pada sabda Nabi ringankan bebannya.
Saudara – saudariku yang kumuliakan, Rasul Saw bersabda melanjutkan khutbahnya: .perbanyak padanya 4 hal yaitu 2 hal yang diridhoi Allah dan 2 hal yang kalian tak mampu mendapatkannya kecuali dari kedermawanannya,. 2 hal yang membuka kerdihoan Allah adalah ucapan asyhaduala laa ilaaha ilallah, dan istighfar
(astaghfirullah) dan dua hal yg kita tidak mampu mendapatkannya kecuali dari Allah adalah meminta sorga dan minta dijauhkan dari neraka, (ucapa asyhadul alla ilaaha illallah, astaghfirullah, nas’alulaljannata wanaudzubikaminannaar), barangsiapa yang memberikan minuman, makanan jamuan kepada yang berpuasa maka ia tidak akan merasa haus selama – lamanya sampai ia masuk sorga.
Kita bermunajat, Ya Rabbiy di hari pertama dan di malam kedua bulan ramadhan ini, kami bermunajat kepada-Mu, malam ini yaitu malam di hari senin yang pertama di bulan ramadhan ini, kami berdoa kepada-Mu semoga Kau limpahkan maghfirah (ampunan) dan kabulkan hajat kami Ya Allah, amin. Bagi kami yang masih berputus asa dari memohon kepada-Mu bangkitkan harapan kami Ya Allah, ramadhan ini..ramadhan ini..ramadhan ini..jadikan tersingkirnya segala musibah, Kau selesaikan segala hajat kami dan berikan segala kemudahan dhahiran wa bathinan. Rabbiy jaga kota kami, Rabbiy jaga bangsa kami, dari musibah, dari bencana alam dari musibah – musibah yang besar & ganti dengan limpahan hujan hidayah,
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Katakanlah bersama – sama……..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ... يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ
Hati yang berani kepada-Mu, hati yang penuh dengan sangka buruk pada-Mu, hati yang percaya pada-Mu, hati yang rindu pada-Mu dan Engkau Maha Melihat, Engkau Maha Tahu, Engkau Maha Mendengar, jangan biarkan kami didalam kesusahan, izinkan kami memanggil Nama-Mu, runtuhkan semua musibah,
يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita terus bekerjasama dengan para aparat keamanan dan juga masih banyak ditemukan jamaah kita yang masih belum memakai helm. Jadi helmnya dipakai kalau majelis, dijaga nama baik majelis kita. Kita berikan contoh pada mereka bukan mengikuti mereka tapi kita jadi contoh, jadi yang memiliki helm pakailah, yang belum mempunyai helm segera kalau ada rezki untuk di beli.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
jagalah kepala kita ini jangan sampai celaka. menjaga amanahnya Allah akan dapat pahala. Helm dimana – mana standar SNI, kita Majelis Rasulullah pinjam 100 juta untuk beli 1.000 helm, ……sudah lunas ……….untuk supaya harganya dibawah standar daripada harga yang dipasaran, kita beli langsung ke pabriknya supaya tidak terlalu mahal dan harganya standar tapi tetap standar SNI. Bagian personil Kios Nabawi pernah saya tanya “helm, di malam nisfu sya’ban di monas laku berapa?”, “lumayan bib, laku 3 buah (jamaah tertawa, karena habib menunjukkan wajah yg aneh, ratusan ribu yg hadir majelis nisfu sya;ban malah helm yg laku Cuma 3 buah saja)” yang punya kemampuan beli silahkan beli dimana saja dan jaga nama baik Majelis Rasulullah Saw. Alhamdulillah… yang paling laku jaket, sebulan sampai 1.000 jaket, MasyaAllah!! Sementara helm hanya 3, bagaimana kalau saya instruksikan masuk Masjid harus pakai helm…………!maaf cuma becanda..
Jadi hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, kita harus jadi panutan, itulah pemuda, makanya begitu pemuda bergerak yang lain bergerak. Sumpah pemuda juga itu penggerak pemuda sebagai pelopor. orangtua dibelakang ketinggalan,. kalau pemuda itu kan menerobos ke depan……….untuk memberi contoh yang lebih baik. Rukun, aman, tertib, seperti kita ahlussunnah wal jamaah banyak, muslim juga tapi kita tidak dengan perbuatan anarkis……………….itu lebih jahat tuh. Itu kalau 1 bunyi door!, dor nya mereka itu menyamai 1000 petasan, dan darimana mereka mendapatkan itu?, ya dari tukan petasan yg dijual orang kita juga, 1.000 petasan itu rubuh rumah.
Jadi hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, jangan bukakan kesempatan, mumpung petasan rame dibeli petasan banyak, jadilah bom – bom yang siap untuk diledakkan dimana pun. Yang disalahkan orang – orang muslim, peci – peci putih bermain petasan. Dari petasan itu menimbulkan bahan peledaknya yang lebih bahaya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, saya tidak akan membahas petasan ini lebih panjang. Malam selasa yang akan datang majelis akan dimulai pada pukul 20.45wib, biasanya 20.30wib. tapi kita mundur 15 menit untuk memberi kesempatan orang tarawih. Jadi orang masih tarawih majelis sudah mulai, akhirnya nggak tarawih, jangan begitu ya. Jadi kita mulainya 20.45wib. atau 20.50wib kita mengikuti Masjid Almunawar, demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.
beberapa hari lagi, sekitar 2 minggu lagi, acara Haul Ahlul Badr dan Nuzulul Qur’an serta sekaligus dipadu dengan doa di malam kemerdekaan. Ada apa doa di malam kemerdekaan ? 17 Agustus 1945 itu tepat pada 17 ramadhan dimasa itu, jadi kita merayakan hari kemerdekaan, di istiqlal insya ALLAH, jadi bagian dari Haul Ahlul Badr, bagian dari Nuzulul Qur’an. Tempatnya dimana? Yg jelas gratis, .dimana?, kalau di geora bung karno bayar karcis. Kita mau bikin di Monas, tidak bisa Karena malam 17 Agustus itu, ring 1 banyak tenda – tenda tentara, jadi kita mengadakannya di Masjid Istiqlal. Malam 17 Agustus 2011 insyaAllah di Istiqlal. Kabar sudah sampai dari Guru Mulia Al Musnid AlHabib Umar bin Muhammad bin Hafidz dan beliau gembira, kenapa? Karena waktunya sama, 1 ramadhan disana (tarim, Yaman) 1 ramadhan disini, jadi malam 17 ramadhan disana malam 17 ramadhan disini. Beliau bergembira dengan acara kita, insyaAllah acara kita sukses.amin.
Selanjutnya qasidah penutup dan demikian saudara – saudariku yang kumuliakan, selanjutnya doa penutup oleh fadhilatul sayyid AlHabib Hud bin Muhammad bagir alattas, tafadhol masykuro.
sumber http://majelisrasulullah.org/
Label: Tentang Nabi 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)