Minggu, 21 Agustus 2011
Kedermawanan Rasul SAW di Bulan Ramadhan
Diposting oleh Unknown di 15.15 Minggu, 21 Agustus 2011Ditulis Oleh: Habib Munzir Almusawa
Hadirin & hadirat yang dimuliakan Allah SWT, khususnya para habaib, para sesepuh, para ulama juga Dewan pimpinan Masjid Raya AlMunawar yang hadir di malam ini bersama kita KH. Ali Nurdin mata’anallahbihi
Kembali kita membaca riwayat Nabi kita Muhammad Saw
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ :كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَة
(صحيح البخاري)
Dari Ibn Abbas ra berkata: Bahwa Rasulullah saw adalah manusia yang paling dermawan, dan bahwa beliau saw lebih dermawan lagi dibulan Ramadhan, ketika sering dikunjungi Jibril (as) dan bahwa ia dikunjungi (Jibril as) setiap malam dibulan Ramadhan dan memperdalam Al Qur’an, dan Sungguh Rasulullah saw lebih dermawan terhadap perbuatan baik dari angin yang berhembus (sangat ringan dan cepat berbuat baik tanpa merasa keberatan)” (Shahih bukhari)
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan puji kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Yang Maha Memuliakan hari – hari kita dengan tuntunan ma’rifat yang lebih indah dari sebelumnya dan semoga semakin indah di masa mendatang. Segala Puji atas Rahmat Allah Swt yang mengumpulkan kita dan mendapatkan keagungan Nya swt, yang paling kecilnya atau pada pengampunan-Nya. Segala puji Rahmat Allah Swt yang melimpahkan keberkahan bagi hamba – hambaNya di malam – malam bulan ramadhan ini.
Sudah kita lewati tadi sholat tarawih 20 rakaat, yang jumlah 20 rakaat itu berarti sujudnya berjumlah 40x. Malam ini kita telah melakukan 40x sujud kepada Allah Swt, maka apabila diteruskan selama sebulan maka akan berjumlah 1.200x sujud. Selamat datang wahai bulan seribu sujud, selamat datang wahai bulan yang dimuliakan Allah Swt, selamat datang wahai bulan harapan atas terkabulnya hajat pada Yang Maha Tunggal, selamat datang bulan pembersih kesedihan yang selama ini selalu menghinggapi sanubari kami. Selamat Datang Rahmat Allah Swt, selamat datang Rahmat Ilahi yang berlimpah zhahiran wa bathinan. Swlamat Datang hari pengampunan dan pembebasan kami dari api neraka. Itulah Janji Sayyidina Muhammad Saw
Hadirin & hadirat, bulan ramadhan adalah bulan yang wajib berpuasa di siang harinya, yakni bagi yang muslim, bagi yang sehat, bagi yang aqil baligh dan bagi yang tidak dalam keadaan safar karena kalau di dalam keadaan safar tidak diwajibkan berpuasa. Sebagaimana dalam madzhab Imam Syafi’I, syarat safar ada 2, yang pertama adalah sebelum subuh berangkat ke tempat tujuan dan yang kedua jarak perjalanan sudah lebih dari 82km (marhalahtain) maka dengan syarat safat tersebut boleh melakukan qashar pada sholat dan puasa ramadhannya boleh dibatalkan. Apabila Pergi ke bandung dengan jarak tempuh 100km & menetap selama 3 hari sementara berangkatnya pagi (sesudah subuh) maka tidak bisa kita buka puasanya di hari itu namun di hari esoknya (hari ke 2 & ke 3) baru dibolehkan untuk tidak berpuasa. Karena seluruh madzhab sudah sepakat bahwa jarak yg boleh jamak qashr adala marhalatain, yaitu 82km/lebih, pada pertanyaan waktunya safar itu berapa lama ? waktunya safar 6 hari. Pastinya atau lebih jelasnya secara syariahnya 4 hari selain hari datang dan hari pulang.
6 hari itu, misalnya datang hari senin maka dihitung senin, selasa, rabu, kamis, jum’at & pulang hari sabtu. Selama 6 hari itu boleh terus jamak sholat & boleh batal puasa (puasa kelak di qadha) apabila syarat perjalanan lebih dari 82km. Sementara apabila niat tinggal lebih dari 6 hari itu maka selesailah masa untuk jamak sholatnya dan masa boleh batal puasanya dg masuknya ia pertama kali pada hari pertama ke wilayah tujuannya.
Contohnya lagi rumah saya di daerah Depok, perbatasan dengan Jakarta hanya beberapa meter dari rumah saya, sementara saya kerja di Jakarta bagaimana hal ini ? berbeda wilayah namun hanya berjarak beberapa kilometer saja, boleh jamak shalat, berapapun jarak & waktu yang ditempuh namun sudah beda wilayah. Sementara Apabila masih di wilayah Jakarta, misalnya dari Jakarta Utara masuk ke Jakarta Barat maka tidak boleh menjamak shalat walaupun beberapa puluh kilometer jaraknya.
Hadirin & hadirat yang dimuliakan Allah, Jamak shalat disini hanya jamak saja bukan jamak qashar. Dan yang dapat di Jamak waktu shalat itu ada 2, yakni menjamak sholat waktu dhuhur ke waktu ashar atau ashar ke waktu dhuhur dan waktu maghrib ke isya atau isya ke waktu maghrib. Sementara shalat Subuh tidak dapat dijamak akan tetapi kalau kelewatan sholat subuh maka di Qadha namanya bukan dijamak. Jika perjalanan melebihi 82 km maka boleh jamak qashr.
Maka ketika ia sedang dalam keadaan safarnya itu, safar dunal maksiah, tapi safarnya ini adalah safar yang mubah atau safar yg bukan untuk hal dosa, Safar yang mubah itu adalah safar yang dibolehkan & tidak berdosa, sementara safar yang mendapat pahala yakni safar yang sunnah, seperti ziarah. Ziarah bukan bid’ah melainkan sunnah. Tapi karena haditsnya
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
(صحيح البخاري)
“Janganlah kalian berjuang memaksakan diri untuk berangkat ke masjid kecuali pada tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid Al Aqsha” (Shahih Bukhari)
Yakni Tidak disuruh berangkat ke Masjid Sunan Bonang, Sunan Ampel atau Sunan Kalijaga & Nabi Saw hanya menyebutkan 3 masjid. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalani didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan tetang hadits tersebut yang dimaksud adalah ziarah masjidnya bukan ziarah makamnya.
Hadirin & hadirat, semua masjid sama kecuali 3 masjid tadi yakni Masjidil Haram, Masjid Al Aqsa, Masjid Nabawi. Cuma 3 masjid sementara masjid yang lain sama. Saya mau berangkat ke masjid keong mas, maka sama pahalanya dg shaalat di masjid lainnya selain 3 mashid agung diatas, pahalanya sama juga tapi kalau niatnya untuk ziarah maka hal ini berbeda, demikian yang dikatakan oleh Imam Ibn Hajar. Misalnya Saya datang ke masjid Sunan Ampel bukan mau ke masjid Sunan Ampelnya tapi ziarah ke Sunan Ampelnya itu diBolehkan. hadirin & hadirat yang dimuliakan Allah. Misalkan lagi Saya mau pergi ke Yordan, saya mau pergi ke Mu’tah untuk ziarah ke masjid sayyidina Ja'far bin Abi Thalib ra untuk singgah ke masjidnya Imam Ja’far bin Abu Tholib yang makamnya ditengah masjid, hal itu dibolehkan karena mau ziarah ke Sayyidina Ja’far bin Abu Tholibnya bukan ke masjidnya,
demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah. Jadi kadang – kadang orang itu memahami hadits sepotong – sepotong saja.
Nah demikian itulah yang disebut safar sunnah. Ada yang disebut safar wajib, safar wajib seperti jihad fisabilillah. Ada pula yang disebut safar makruh, apa itu safar makruh ? yaitu safar sambil menjual barang – barang yang makruh, barang makruh ada banyak. Ada safar yang haram yaitu safar sambil menjual barang – barang yang haram. Kalau barang – barang yang haram nggak usah kita sebutkan, seperti jual senjata tajam, jual bom dll, nah semua itu tak bisa kita jamak shalatnya walaupun safarnya jauh, tidak pula bisa tidak puasa dg alas an safar, kecuali jika untuk safar yg mubah, sunnah dan wajib. .
Hadirin & hadirat hal ini perlu dibahas namun sebelumnya saya meminta Maaf kepada saudara – saudariku bahwa kaki saya agak sedikit kambuh jadi kalau bicara saya miring kesini & miring kesana
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya menyarankan pada saudara – saudariku yang kucintai, yang kumuliakan, adik – adikku yang InsyaAllah selalu bersamaku didalam keluhuran dunia dan akhirat. Hindarilah di bulan Ramadhan dari pada pemakaian petasan. Saran dari orang yang sangat menyayangimu dunia dan akhirat. Apabila nasib saya di neraka maka kalian di sorga. Tapi kalau saya masuk sorga, tak satupun dari kalian yang kulupakan sebelum kalian sampai ke sorgaNya Allah.
Jadi hindari pemakaian petasan, kalau bisa tidak usah digunakan. Hal Ini sesuai dengan haditsnya yang kita baca bahwa Nabi Saw itu adalah orang yang paling dermawan dan paling dermawan di bulan ramadhan dan beliau itu dermawannya seperti angin yang berhembus, kalau angin berhembus itu tak peduli siapa yg beliau beri dan tak mengingat ingatnya, mungkin lupa, dulu kamu pernah memberi saya, nggak tau saya lupa, demikian dermawannya Rasul saw, .dermawannya seperti itu, seperti angin cepatnya. Cepat sekali.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Masalah petasan nih, gimana kalau kita bersedekah aja. Kenapa?,.masalahnya saudara – saudariku, yg senang dan terhibur kan Cuma kita sendiri, beda jauh dg sedekah, orang lain yg mendapat manfaat banyak darimu daripada pahala, dan tidak menngganggu orang lain. Tapi kalau petasan, kalian yang senang, orang lain yang terganggu apalagi kalau sudah sepuh (lanjut usia, lain lagi kalau orang yg bangunkan sahur orangnya tak bangun bangun, apalagi kalau sudah setengah lima belum bangun maka dibunyikan ditelinganya…. (dg Nada canda)
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Agar kalian ketahui, membangunkan orang sahur itu biar saja bangun sendiri tanpa perlu petasan jam 2, setengah 2, setengah 3, maka biarkan saja. Mau sahur nggak sahur, jam 4 dibangunkan, kini semua rumah sudah ada alarm, beda dg dulu.
saudara – saudariku, maafkan saya karena ada sedikit kaget kalau dengar petasan itu sedih. Kenapa ? karena Ayah saya meninggal sebab dengar suaraletusan petasan. Ayah saya itu kalau dalam perhitungan hijriyahnya wafat pada 19 sya’ban tapi kalau masehinya makam tahun tahun 1996 atau 1997 beliau memiliki penyakit jantung. Disuatu waktu tetangga sebelah membakar petasan dan beliau memegang dadanya berkali kali dan kesakitan kerena keget, setelah letusan itu berkali2, maka beliau meninggal.
Saya tak jumpa dg almarhum dan tak menyaksikan pemakamannnya, karena masih sekolah di hadramaut, pulang tahun 1998 cuma lihat pusaranya saja.
hadirin – hadirat, jadi kalau saya mendengar petasan maka miris hati saya karena Ayah saya dulu wafat gara – gara benda ini. Tapi jangan dijadikan patokan hukum ya ,jangan karena sebab kisah tadi maka kalian katakana pada orang2 bikin petasan itu haram.. yang haram adalah mengganggu masyarakat, .cuma saran saya lebih baik kumpulkan dananya untuk para fuqara agar para fuqara supaya nggak memikirkan ketupat saja. 10 hari sebelum ramadhan udah mikirin ketupat belum dibeli, nggak usah repot, nih dananya sudah siap..!, Cuma biasanya kalau ramadhan banyak fuqaranya, berjejer dijalanan, kenapa nih? Kemarin duduk disini sekali lewat ada yg beri 10.000, 20.000, saya berhenti dulu jadi tukang gado gado, ngemis aja dibulan ramadhan, untungnya lebih besar, tapa pake modal pula.., duh jangan sampai begitu, .demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.
mennyalakan petasan, berbeda kalau dalam perayaan maulid, atau ada acara besar, yah, masih bisa dimaklumi, walau saya tetap kurang suka, namun karena sudah lumrah maka masih bisa diterima dan difahami, dan semua orang juga tahu ada acara disitu, tapi kalau tengah malam, setengah 2 malam, setengah 3, membangunkan sahur tiap hari disiksa dengan itu, malam lebaran mati..! (nada canda). Tiap hari disiksa benda itu lantas pada puncaknya habis.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, selanjutnya kita dengarkan sekaligus kita renungkan khutbahnya Rasulullah Saw di akhir bulan sya’ban, beliau bersabda
Khutbah ini riwayatnya lemah tetapi telah diriwayatkan lebih dari 25 riwayat dan ditemukan juga di Musnad Ahmad, mustadrak ala shahihain, di shahih lainnya, kalau dipecah – pecah riwayat dhoifnya haditsnya…..shahih. Tapi kalau dipadu belum ada hadits yang meriwayatkan paduan ini, kecuali riwayatnya dhoif.
Wahai ………manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh keberkahan, bulan yang padanya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah jadikan puasa wajib pada siang harinya, Allah jadikan shalat malamnya sunnah. Barangsiapa yang mendekat kepada Allah dengan segala hal yang baik maka sama dengan hal – hal yang fardhu. Dikatakan oleh Allah yang melakukan sunnah di saat itu pahalanya sama dengan menunaikan hal yang wajib. Barangsiapa yang mengerjakan hal – hal yang fardhu di bulan ramadhan maka pahalanya 70x lebih besar daripada di bulan-bulan lainnya. Mau sholat subuh sama dengan 70x sholat subuh, mau sholat dhuhur sama dengan 70x sholat dhuhur. Demikianpula Hal – hal yang sunnah pahalanya sama dengan hal – hal yang fardhu. dIalah bulan sya’ban, dialah bulan ampunan dari Allah yang balasannya adalah sorga, dialah bulan untuk berderma. Hari dimana Allah Swt mensucikan orang – orang mukmin, orang – orang muslim di bulan ramadhan. Barangsiapa yang memberikan hidangan buka puasa maka baginya ampunan atas dosa – dosanya dan dibebaskan ia daripada api neraka. Semoga kita diantara mereka, amin. Dan ia mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa, yang diberi makan itu tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya. Kalau orang puasanya setengah – setengah, pahalanya 50% , tapi kalau orang yang memberi makan yang puasa pahalanya bukan 50% melainkan 100% pahalanya. Urusan kekurangan makanan itu ditanggung sendiri,namun ia yg menafkahinya ia sempurna pahalanya
( Maka berkata para sahabat ) Tidak semua dari kita mampu untuk memberikan makanan kepada orang yang berpuasa, maka Nabi Saw bersabda kalau Allah memberikan pahala bagi mereka yang memberikan buka puasa pada orang yang berpuasa ramadhan ini walau hanya sekedar sebutir korma atau segelas air atau hanya sedikit makan. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, barangsiapa yang meringankan pada para pembantunya maka Allah mengampuni dosa – dosanya, demikian Imam Ibn Hajar Al Atsqalani menjelaskan. Misalnya Hadirin – hadirat, yang punya pembantu, kalian adik – adik, mungkin ibumu punya pembantu dirumahmu janganlah bersikap galak dengan pembantumu karena di bulan ramadhan Allah menjanjikan pada sabda Nabi ringankan bebannya.
Saudara – saudariku yang kumuliakan, Rasul Saw bersabda melanjutkan khutbahnya: .perbanyak padanya 4 hal yaitu 2 hal yang diridhoi Allah dan 2 hal yang kalian tak mampu mendapatkannya kecuali dari kedermawanannya,. 2 hal yang membuka kerdihoan Allah adalah ucapan asyhaduala laa ilaaha ilallah, dan istighfar
(astaghfirullah) dan dua hal yg kita tidak mampu mendapatkannya kecuali dari Allah adalah meminta sorga dan minta dijauhkan dari neraka, (ucapa asyhadul alla ilaaha illallah, astaghfirullah, nas’alulaljannata wanaudzubikaminannaar), barangsiapa yang memberikan minuman, makanan jamuan kepada yang berpuasa maka ia tidak akan merasa haus selama – lamanya sampai ia masuk sorga.
Kita bermunajat, Ya Rabbiy di hari pertama dan di malam kedua bulan ramadhan ini, kami bermunajat kepada-Mu, malam ini yaitu malam di hari senin yang pertama di bulan ramadhan ini, kami berdoa kepada-Mu semoga Kau limpahkan maghfirah (ampunan) dan kabulkan hajat kami Ya Allah, amin. Bagi kami yang masih berputus asa dari memohon kepada-Mu bangkitkan harapan kami Ya Allah, ramadhan ini..ramadhan ini..ramadhan ini..jadikan tersingkirnya segala musibah, Kau selesaikan segala hajat kami dan berikan segala kemudahan dhahiran wa bathinan. Rabbiy jaga kota kami, Rabbiy jaga bangsa kami, dari musibah, dari bencana alam dari musibah – musibah yang besar & ganti dengan limpahan hujan hidayah,
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Katakanlah bersama – sama……..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ... يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ
Hati yang berani kepada-Mu, hati yang penuh dengan sangka buruk pada-Mu, hati yang percaya pada-Mu, hati yang rindu pada-Mu dan Engkau Maha Melihat, Engkau Maha Tahu, Engkau Maha Mendengar, jangan biarkan kami didalam kesusahan, izinkan kami memanggil Nama-Mu, runtuhkan semua musibah,
يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita terus bekerjasama dengan para aparat keamanan dan juga masih banyak ditemukan jamaah kita yang masih belum memakai helm. Jadi helmnya dipakai kalau majelis, dijaga nama baik majelis kita. Kita berikan contoh pada mereka bukan mengikuti mereka tapi kita jadi contoh, jadi yang memiliki helm pakailah, yang belum mempunyai helm segera kalau ada rezki untuk di beli.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
jagalah kepala kita ini jangan sampai celaka. menjaga amanahnya Allah akan dapat pahala. Helm dimana – mana standar SNI, kita Majelis Rasulullah pinjam 100 juta untuk beli 1.000 helm, ……sudah lunas ……….untuk supaya harganya dibawah standar daripada harga yang dipasaran, kita beli langsung ke pabriknya supaya tidak terlalu mahal dan harganya standar tapi tetap standar SNI. Bagian personil Kios Nabawi pernah saya tanya “helm, di malam nisfu sya’ban di monas laku berapa?”, “lumayan bib, laku 3 buah (jamaah tertawa, karena habib menunjukkan wajah yg aneh, ratusan ribu yg hadir majelis nisfu sya;ban malah helm yg laku Cuma 3 buah saja)” yang punya kemampuan beli silahkan beli dimana saja dan jaga nama baik Majelis Rasulullah Saw. Alhamdulillah… yang paling laku jaket, sebulan sampai 1.000 jaket, MasyaAllah!! Sementara helm hanya 3, bagaimana kalau saya instruksikan masuk Masjid harus pakai helm…………!maaf cuma becanda..
Jadi hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, kita harus jadi panutan, itulah pemuda, makanya begitu pemuda bergerak yang lain bergerak. Sumpah pemuda juga itu penggerak pemuda sebagai pelopor. orangtua dibelakang ketinggalan,. kalau pemuda itu kan menerobos ke depan……….untuk memberi contoh yang lebih baik. Rukun, aman, tertib, seperti kita ahlussunnah wal jamaah banyak, muslim juga tapi kita tidak dengan perbuatan anarkis……………….itu lebih jahat tuh. Itu kalau 1 bunyi door!, dor nya mereka itu menyamai 1000 petasan, dan darimana mereka mendapatkan itu?, ya dari tukan petasan yg dijual orang kita juga, 1.000 petasan itu rubuh rumah.
Jadi hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, jangan bukakan kesempatan, mumpung petasan rame dibeli petasan banyak, jadilah bom – bom yang siap untuk diledakkan dimana pun. Yang disalahkan orang – orang muslim, peci – peci putih bermain petasan. Dari petasan itu menimbulkan bahan peledaknya yang lebih bahaya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, saya tidak akan membahas petasan ini lebih panjang. Malam selasa yang akan datang majelis akan dimulai pada pukul 20.45wib, biasanya 20.30wib. tapi kita mundur 15 menit untuk memberi kesempatan orang tarawih. Jadi orang masih tarawih majelis sudah mulai, akhirnya nggak tarawih, jangan begitu ya. Jadi kita mulainya 20.45wib. atau 20.50wib kita mengikuti Masjid Almunawar, demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.
beberapa hari lagi, sekitar 2 minggu lagi, acara Haul Ahlul Badr dan Nuzulul Qur’an serta sekaligus dipadu dengan doa di malam kemerdekaan. Ada apa doa di malam kemerdekaan ? 17 Agustus 1945 itu tepat pada 17 ramadhan dimasa itu, jadi kita merayakan hari kemerdekaan, di istiqlal insya ALLAH, jadi bagian dari Haul Ahlul Badr, bagian dari Nuzulul Qur’an. Tempatnya dimana? Yg jelas gratis, .dimana?, kalau di geora bung karno bayar karcis. Kita mau bikin di Monas, tidak bisa Karena malam 17 Agustus itu, ring 1 banyak tenda – tenda tentara, jadi kita mengadakannya di Masjid Istiqlal. Malam 17 Agustus 2011 insyaAllah di Istiqlal. Kabar sudah sampai dari Guru Mulia Al Musnid AlHabib Umar bin Muhammad bin Hafidz dan beliau gembira, kenapa? Karena waktunya sama, 1 ramadhan disana (tarim, Yaman) 1 ramadhan disini, jadi malam 17 ramadhan disana malam 17 ramadhan disini. Beliau bergembira dengan acara kita, insyaAllah acara kita sukses.amin.
Selanjutnya qasidah penutup dan demikian saudara – saudariku yang kumuliakan, selanjutnya doa penutup oleh fadhilatul sayyid AlHabib Hud bin Muhammad bagir alattas, tafadhol masykuro.
sumber http://majelisrasulullah.org/
Label: Tentang Nabi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar