Sabtu, 17 Desember 2011
Kitab Maulid Barzanji ( wabadu... )
Diposting oleh Unknown di 15.38 Sabtu, 17 Desember 2011Artinya :
Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdil
Muththalib. Namanya (nama Abdul Muthalib) adalah Syaibatul Hamdi, dan perilaku-perilakunya yang
luhur itu terpuji. Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenarnya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepadanya karena kemuliaan nasabnya. Ia putra Qushay,
yang nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy karena jauhnya (ia pergi) ke negeri Qudha‘ah yang
jauh. Sampai Allah Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat, lalu Dia memeliharanya dengan suatu pemeliharaan yang sesung-guhnya.
Ia putra Kilab, nama sebenarnya Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra Luayy, putra Fihr, yang
nama sebenarnya Quraisy. Dan kepadanya dinasabkan semua suku Quraisy. Orang yang di atasnya
adalah dari Kabilah Kinanah, sebagaimana pendapat banyak orang. Ia (Fihr) adalah putra Malik, putra
Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzaimah, putra Mudri-kah, putra Ilyas. Dan Ilyas ini adalah orang pertama
yang mengorbankan unta ke tanah haram (Baitul Haram). Dan di tulang punggungnya, terdengar Nabi
SAW menyebut dan memenuhi panggilan Allah Ta‘ala. Ia (Ilyas) adalah putra Mudhar bin Nizar bin
Ma‘ad bin Adnan.
Inilah kalung yang butiran-butiran mutiaranya terangkai oleh sunnah yang tinggi. Untuk menye-butkan orang-orang di atasnya (di atas Adnan) sam-pai kepada Al-Khalil, Nabi Ibrahim, Syari‘ (yakni Nabi) menahan dan enggan menyebutnya. Dan tidak diragukan lagi, menurut orang-orang yang memiliki
ilmu nasab, nasab Adnan sampai kepada Dzabih (orang yang akan disembelih), yakni Ismail.
Alangkah agungnya nasab itu dari untaian permata yang bintangnya gemerlapan. Bagaimana tidak, sedangkan tuan yang paling mulia (Nabi Muhammad SAW) adalah pusatnya yang terpilih. Itulah nasab yang
diyakini ketinggiannya karena kebersihannya. Bintang Jauza‘ (Aries) telah merangkai bintang-bintangnya.
Alangkah indahnya untaian kesempurnaan dan kemegahan, sedangkan engkau padanya merupakan
permata tunggal yang terpelihara.
Alangkah mulianya keturunan yang disucikan oleh Allah Ta‘ala dari perzinaan Jahiliyyah. Zain Al-Iraqi menuturkan dan meriwayatkannya di dalam karangannya yang bagus. Tuhan memelihara nenek
moyangnya yang mulia (dari perbuatan nista) karena memuliakan Muhammad, yaitu untuk menjaga
namanya. Mereka meninggalkan perzinaan, maka cacat perzinaan itu tidak menimpa mereka, dari
Adam sampai ayah-ibu beliau. Mereka adalah para pemimpin yang cahaya kenabian berjalan di garis-garis dahi mereka yang cemerlang. Dan jelaslah cahayanya (Nabi Muhammad) di dahi datuknya,
Abdul Muththalib, dan anaknya, Abdullah.
Sebelumnya
Barzanji , barjanzi, barjanji, kitab barjanji , kitab maulid barzanji , barzanzi, kitab tentang kelahiran nabi, Maulidan barjanzi, barjanji, kitab barzanji
Barjanji, kitab tentang kelahiran nabi Muhammad Saw ,Adalah kitab Maulid barzanji.
Baca Kitab Maulid . Barjanzi yang Indah
Label: Barzanji 0 komentar
Kamis, 15 Desember 2011
Kitab Maulid Barzanji ( Abtadiul )
Diposting oleh Unknown di 03.02 Kamis, 15 Desember 2011
Inilah rangkaian kisah Maulid Nabi SAW yang terkandung dalam Maulid Al-Barzanji. Maulid ini
dimuat keseluruhannya. Anda yang terbiasa mem-bacanya mungkin akan menemukan ada sedikit
perbedaan dalam beberapa kata di bagian-bagian tertentu dalam naskah ini dibandingkan yang di-temui pada naskah-naskah lainnya. Perbedaan itu adalah hal yang biasa, yang juga terdapat pada Maulid-maulid yang lain, bahkan pada berbagai doa dan dzikir, termasuk ratib, hizib, dan sebagainya. Teks yang termuat dalam bonus ini disusun berdasarkan kitab Majmu‘ al-Mawalid al-Mubarakah, yang dikumpulkan oleh Dr. Isa bin Abdullah bin Mani‘ Al-Humairi, diterbitkan oleh Dar Al-Faqih, Dubai, Emirat Arab. Dalam kitab tersebut, selain Maulid Al-Barzanji juga terdapat Maulid Simthud Durar, Maulid Ad-Diba‘iy, dan Maulid An-Nabhani
Bismillâhir-rahmânir-rahîm.
Abtadi-ul imlâ-a bismidz-dzâtil ‘aliyyah, mus-tadirran faydhal-barakâti ‘alâ mâ anâlahu wa awlâh.
Wa utsannî bihamdin mawâriduhu sâighatun haniy-yah, mumtathiyan minasy-syukril- jamîli mathâyâh.
Wa ushallî wa usallimu ‘alan-nûril mawshûfi bit-ta-qaddumi wal-awwaliyyah. Al-mutanaqqili fil-ghuraril
karîmati wal-jibâh. Wa astamnihullâha ta‘âlâ ridh-wânan yakhushshul-‘itratath-thâhiratan-nabawiy-yah. Wa ya‘ummush-shahâbata wal atbâ‘a wa man wâlâh. Wa astajdîhi hidâyatan lisulûkis-subulil-wâdhihatil jaliyyah. Wa hifzhan minal ghawâyati fîkhithathil khatha-i wa khuthâh. Wa ansyuru min
qishshatil-mawlidin-nabawiyyi burûdan hisânan‘abqariyyah. Nâzhiman minan-nasabisy-syarîfi‘iqdan tuhallal masâmi‘u bihulâh. Wa asta‘înu bihawlillâhi ta‘âlâ wa quwwatihil-qawiyyah. Fainnahu lâ hawla walâ quwwata illâ billâh
Artinya :
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang
Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkah-an atas apa yang Allah berikan dan karuniakan ke-padanya (Nabi Muhammad SAW). Aku memuji de-ngan pujian yang sumbernya selalu membuatku me-nikmati. Dengan mengendarai rasa syukur yang
dan kesejahteraan) atas cahaya yang disifati dengan
kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas
seluruh makhluk). Yang berpindah-pindah pada
orang-orang yang mulia.
Aku memohon kepada Allah karunia keridhaan
yang khusus bagi keluarga beliau yang suci. Dan
umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan
orang yang dicintainya. Dan aku meminta tolong
kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menem-puh jalan yang jelas dan terang. Dan terpelihara
dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan
Aku sebar luaskan kain yang baik lagi indah
tentang kisah kelahiran Nabi SAW. Dengan merang-kai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai
Dan aku minta tolong dengan daya Allah Ta‘ala dan
dimuat keseluruhannya. Anda yang terbiasa mem-bacanya mungkin akan menemukan ada sedikit
perbedaan dalam beberapa kata di bagian-bagian tertentu dalam naskah ini dibandingkan yang di-temui pada naskah-naskah lainnya. Perbedaan itu adalah hal yang biasa, yang juga terdapat pada Maulid-maulid yang lain, bahkan pada berbagai doa dan dzikir, termasuk ratib, hizib, dan sebagainya. Teks yang termuat dalam bonus ini disusun berdasarkan kitab Majmu‘ al-Mawalid al-Mubarakah, yang dikumpulkan oleh Dr. Isa bin Abdullah bin Mani‘ Al-Humairi, diterbitkan oleh Dar Al-Faqih, Dubai, Emirat Arab. Dalam kitab tersebut, selain Maulid Al-Barzanji juga terdapat Maulid Simthud Durar, Maulid Ad-Diba‘iy, dan Maulid An-Nabhani
Bismillâhir-rahmânir-rahîm.
Abtadi-ul imlâ-a bismidz-dzâtil ‘aliyyah, mus-tadirran faydhal-barakâti ‘alâ mâ anâlahu wa awlâh.
Wa utsannî bihamdin mawâriduhu sâighatun haniy-yah, mumtathiyan minasy-syukril- jamîli mathâyâh.
Wa ushallî wa usallimu ‘alan-nûril mawshûfi bit-ta-qaddumi wal-awwaliyyah. Al-mutanaqqili fil-ghuraril
karîmati wal-jibâh. Wa astamnihullâha ta‘âlâ ridh-wânan yakhushshul-‘itratath-thâhiratan-nabawiy-yah. Wa ya‘ummush-shahâbata wal atbâ‘a wa man wâlâh. Wa astajdîhi hidâyatan lisulûkis-subulil-wâdhihatil jaliyyah. Wa hifzhan minal ghawâyati fîkhithathil khatha-i wa khuthâh. Wa ansyuru min
qishshatil-mawlidin-nabawiyyi burûdan hisânan‘abqariyyah. Nâzhiman minan-nasabisy-syarîfi‘iqdan tuhallal masâmi‘u bihulâh. Wa asta‘înu bihawlillâhi ta‘âlâ wa quwwatihil-qawiyyah. Fainnahu lâ hawla walâ quwwata illâ billâh
Artinya :
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang
Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkah-an atas apa yang Allah berikan dan karuniakan ke-padanya (Nabi Muhammad SAW). Aku memuji de-ngan pujian yang sumbernya selalu membuatku me-nikmati. Dengan mengendarai rasa syukur yang
indah. Aku pohonkan shalawat dan salam (rahmat
dan kesejahteraan) atas cahaya yang disifati dengan
kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas
seluruh makhluk). Yang berpindah-pindah pada
orang-orang yang mulia.
Aku memohon kepada Allah karunia keridhaan
yang khusus bagi keluarga beliau yang suci. Dan
umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan
orang yang dicintainya. Dan aku meminta tolong
kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menem-puh jalan yang jelas dan terang. Dan terpelihara
dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan
kesalahan.
Aku sebar luaskan kain yang baik lagi indah
tentang kisah kelahiran Nabi SAW. Dengan merang-kai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai
kalung yang membuat telinga terhias dengannya.
Dan aku minta tolong dengan daya Allah Ta‘ala dan
Label: Barzanji 12 komentar
Senin, 12 Desember 2011
Mengenal Kitab Maulid Barzanji YUUK !
Diposting oleh Unknown di 03.10 Senin, 12 Desember 2011
Pengantar
Siapa tak kenal Maulid Barzanji ? Inilah
salah satu kitab Maulid yang popularitasnya dapat dikatakan merata di berbagai
belahan dunia Islam. Ia dibaca orang di
mana-mana. Wajar jika, hingga ke pelosok-pelosok, orang tahu Maulid ini. Meskipun Maulidmaulid lain juga banyak dibaca di mana-mana,
baik yang sebelumnya atau sesudahnya, tetap saja
kemasyhuran Maulid ini selalu terjaga.
Salah satu kelebihan Maulid Barzanji adalah
kandungannya mengisahkan secara mendetail
perjalanan hidup Rasulullah SAW sejak sebelum
lahir hingga wafatnya. Bahasanya pun sangat
indah, tetapi tidak sulit untuk menghafalkannya.
Di beberapa daerah, orang membacanya tanpa
melihat naskahnya, karena banyak yang hafal. Itu
menunjukkan perhatian orang yang besar terhadap
Maulid Barzanji.
Ka r e n a p e n t i n g n y a k i t a b Ma u l i d i n i d a n
banyaknya permintaan pembaca, bonus alKisah
kali ini mempersembahkannya kepada Anda, para
pembaca setia, sebagai persembahan istimewa,
karena Anda juga mendapatkan bonus VCD-nya.
Yang membacakan Maulid ini adalah pembaca
Maulid yang telah sangat dikenal dan tak diragukan lagi kualitasnya, Habib Ali bin Sholeh Alatas,
bersama putranya Sayyid Abdullah Alatas.
Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji
Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin
Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang
Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dar i keluarga Sadah Al -Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj
di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah
pada tahun 1126 H (1714 M). Datuk-datuk Sayyid
Ja‘far semuanya ulama terkemuka yang terkenal
dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin
‘Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra
al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99
menulis sebagai berikut:
“Al -Al lamah Al -Muhaddi t s Al -Musnid As -
Sayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim AlBarzanji adalah mufti Syafi`iyyah di Madinah AlMunawwarah. Terdapat perselisihan tentang
tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau
meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam
Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis,
beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam AzZubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri
majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang
mulia.
Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang
termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid alBarzanji. Sebagian ulama menyatakan nama
karangannya tersebut sebagai ‘Iqd al-Jawhar fi
Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan
beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang
paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok
negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun
Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan nonArab yang menghafalnya dan mereka membacanya
dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan
khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang
meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya
sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga
wafatnya.”
Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan
oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asy‘ari AsySyadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan
Ba‘ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus,
dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji
‘ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali
dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar
keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki,
mengikuti paham Asy‘ari, dan menganut Thariqah
Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802
M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M).
Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga
terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh
Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun
menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush
Shu‘ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Ja‘far
bin Isma‘il bin Zainal ‘Abidin bin Muhammad AlHadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid
Ja‘far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab
Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya
al-Kawkabul-Anwar ‘ala ‘Iqd al-Jawhar fi MawlidinNabiyyil-Azhar.
Sebagaimana mertuanya, Sayyid Ja‘far ini juga
seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif
dan juga seorang mufti Syafi‘iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid
al-Ghufran ‘ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan,
Mashabihul Ghurar ‘ala Jaliyyil Qadr, dan Taj alIbtihaj ‘ala Dhau’ al-Wahhaj fi al-Isra’ wa al-Mi‘raj.
Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan
perjalanan hidup Sayyid Ja‘far Al-Barzanji dalam
kitabnya ar-Raudh al-‘Athar fi Manaqib as-Sayyid
Ja‘far.
Kembali kepada Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji. Selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam
masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan
saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi
juga karena karamah dan kemakbulan doanya.
Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa
untuk mendatangkan hujan pada musim-musim
kemarau.
Diceritakan, suatu ketika di musim kemarau,
s a a t b e l i a u s e d a n g me n y amp a i k a n k h u t b a h
Juma’tnya, seseorang meminta beliau beristisqa’
memohon hujan. Maka dalam khutbahnya itu
beliau pun berdoa memohon hujan. Doanya terkabul dan hujan terus turun dengan lebatnya
hingga seminggu, persis sebagaimana yang pernah
terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu.
Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji wafat di Madinah
dan dimakamkan di Jannatul Baqi‘. Sungguh besar
jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat
kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Setiap kali
karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Ja‘far,
yang telah ber jasa menyebarkan keharuman
pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di
alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.
Siapa tak kenal Maulid Barzanji ? Inilah
salah satu kitab Maulid yang popularitasnya dapat dikatakan merata di berbagai
belahan dunia Islam. Ia dibaca orang di
mana-mana. Wajar jika, hingga ke pelosok-pelosok, orang tahu Maulid ini. Meskipun Maulidmaulid lain juga banyak dibaca di mana-mana,
baik yang sebelumnya atau sesudahnya, tetap saja
kemasyhuran Maulid ini selalu terjaga.
Salah satu kelebihan Maulid Barzanji adalah
kandungannya mengisahkan secara mendetail
perjalanan hidup Rasulullah SAW sejak sebelum
lahir hingga wafatnya. Bahasanya pun sangat
indah, tetapi tidak sulit untuk menghafalkannya.
Di beberapa daerah, orang membacanya tanpa
melihat naskahnya, karena banyak yang hafal. Itu
menunjukkan perhatian orang yang besar terhadap
Maulid Barzanji.
Ka r e n a p e n t i n g n y a k i t a b Ma u l i d i n i d a n
banyaknya permintaan pembaca, bonus alKisah
kali ini mempersembahkannya kepada Anda, para
pembaca setia, sebagai persembahan istimewa,
karena Anda juga mendapatkan bonus VCD-nya.
Yang membacakan Maulid ini adalah pembaca
Maulid yang telah sangat dikenal dan tak diragukan lagi kualitasnya, Habib Ali bin Sholeh Alatas,
bersama putranya Sayyid Abdullah Alatas.
Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji
Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin
Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang
Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dar i keluarga Sadah Al -Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj
di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah
pada tahun 1126 H (1714 M). Datuk-datuk Sayyid
Ja‘far semuanya ulama terkemuka yang terkenal
dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin
‘Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra
al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99
menulis sebagai berikut:
“Al -Al lamah Al -Muhaddi t s Al -Musnid As -
Sayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim AlBarzanji adalah mufti Syafi`iyyah di Madinah AlMunawwarah. Terdapat perselisihan tentang
tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau
meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam
Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis,
beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam AzZubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri
majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang
mulia.
Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang
termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid alBarzanji. Sebagian ulama menyatakan nama
karangannya tersebut sebagai ‘Iqd al-Jawhar fi
Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan
beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang
paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok
negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun
Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan nonArab yang menghafalnya dan mereka membacanya
dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan
khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang
meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya
sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga
wafatnya.”
Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan
oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asy‘ari AsySyadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan
Ba‘ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus,
dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji
‘ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali
dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar
keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki,
mengikuti paham Asy‘ari, dan menganut Thariqah
Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802
M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M).
Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga
terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh
Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun
menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush
Shu‘ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Ja‘far
bin Isma‘il bin Zainal ‘Abidin bin Muhammad AlHadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid
Ja‘far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab
Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya
al-Kawkabul-Anwar ‘ala ‘Iqd al-Jawhar fi MawlidinNabiyyil-Azhar.
Sebagaimana mertuanya, Sayyid Ja‘far ini juga
seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif
dan juga seorang mufti Syafi‘iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid
al-Ghufran ‘ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan,
Mashabihul Ghurar ‘ala Jaliyyil Qadr, dan Taj alIbtihaj ‘ala Dhau’ al-Wahhaj fi al-Isra’ wa al-Mi‘raj.
Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan
perjalanan hidup Sayyid Ja‘far Al-Barzanji dalam
kitabnya ar-Raudh al-‘Athar fi Manaqib as-Sayyid
Ja‘far.
Kembali kepada Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji. Selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam
masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan
saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi
juga karena karamah dan kemakbulan doanya.
Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa
untuk mendatangkan hujan pada musim-musim
kemarau.
Diceritakan, suatu ketika di musim kemarau,
s a a t b e l i a u s e d a n g me n y amp a i k a n k h u t b a h
Juma’tnya, seseorang meminta beliau beristisqa’
memohon hujan. Maka dalam khutbahnya itu
beliau pun berdoa memohon hujan. Doanya terkabul dan hujan terus turun dengan lebatnya
hingga seminggu, persis sebagaimana yang pernah
terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu.
Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji wafat di Madinah
dan dimakamkan di Jannatul Baqi‘. Sungguh besar
jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat
kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Setiap kali
karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Ja‘far,
yang telah ber jasa menyebarkan keharuman
pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di
alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.
Label: Barzanji 4 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)